
SULTRA.KABARDAERAH.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menadatangani kerjasama dengan tentang pilot project pengembangan klaster kain tenun Desa Pajam, Kecamatan Kaledupa Selatan.
Dalam kesempatan yang sama, Pemkab Wakatobi juga menandatangani kesepakatan bersama antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tentang pengawasan obat dan makanan terpadu di daerah setempat.
Perwakilan BI Provinsi Sultra, Andi, mengatakan pihaknya memilih masuk dalam sektor rill UMKM keuangan inklusif, terkait dengan pelaksanaan tugas BI yang tugas tunggalnya hanya satu yakni memelihara dan menjaga kestabilan nilai rupiah dan diturunkan dalam tiga tugas pokok di bidang moneter sistim pembayaran, dan stabilitas sistim keuangan.
Untuk menunjang hal tersebut, dibutuhkan beberapa kreatifitas, dan beberapa hal yang tentunya akan inline dengan program-program pemerintah, dan wujud komitmen untuk berkoordinasi dengan pemerintah.
“Dalam pengembangan pariwisata dengan 3A2P akses ke tempat wisata, dalam hal ini Wakatobi merupakan salah satu dari 10 destinasi pariwisata prioritas yang dicanangkan oleh pemerintah pusat. Selanjutnya Atraksi seni/budaya yang tentunya akan mendorong pengembangan pariwisata di daerah, amenitas terkait dengan infrastruktur yang mendukung seperti cinderamata dan kuliner. 2P nya terkait promosi dan pelaku/Sumber Daya Manusia (SDM),” terangnya diruang rapat kantor Bupati Wakatobi, Kamis (4/11/2021).
Sehingga diharapkan dengan kolaborasi yang dibangun dengan niat yang baik dan sudah legal dalam bentuk perjanjian kerjasama. “Ini merupakan wujud dari komunikasi dan koordinasi yang baik antara BI dan Pemkab Wakatobi,” katanya.
Kepala Badan POM Kendari, Yoseph Nahak Klau, mengungkapkan bahwa Kabupaten Wakatobi mempunyai posisi khusus bagi BPOM, karena salah satu dari 10 destinasi wisata unggulan yang ditetapkan oleh pemerintah RI. Salah satu dari 3A2P adalah kulinernya. BPOM berkepentingan untuk memastikan dukungan sarana termasuk keamanan pangan, obat, obat tradisional, suplemen untuk mendukung pengembangan pariwisata di Wakatobi.
Dijelaskan, bersama Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan, dan Kadis Perdagangan dan Industri Wakatobi baru-baru ini berkomitmen untuk mempercepat proses sertifikasi usaha Pangan Industri Rumahan yang dikelola atau diproduksi masyarakat Wakatobi untuk menunjang pariwisata yang mulai bergeliat. Dengan harapan, pandemi segera berlalu, sehingga geliat pariwisata yang tentu akan berimbas pada perekonomian masyarakat mulai hadir lagi.
“BPOM berkepentingan untuk bekerja sama dengan pemkab untuk memastikan itu. Pengunjung kita, baik itu lokal maupun mancanegara mendapat kesan yang baik pada saat berkunjung ke Wakatobi. Tidak ada cerita bahwa turis lokal maupun mancanegara mengalami kejadian yang tidak diinginkan akibat mengkonsumsi pangan di wilayah kita,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Wakatobi Haliana berharap, sertifikasi yang akan dilakukan selain memenuhi ketentuan perundang-undangan yang mensyaratkan, tapi lebih lanjut dari itu memberi daya ungkit pada aspek kunjungan turis lokal maupun mancanegara, bisa menikmati kuliner dan menikmati sajian pangan yang ada di wilayah pariwisata Wakatobi. Kemudian dibawa menjadi oleh-oleh yang membanggakan.
Menyambut Wakatobi sebagai KSPN, lanjut Haliana, ke depan pasti akan banyak tamu. Hal yang menjadi perhatian pertama adalah pangan yang tersedia untuk dikonsumsi oleh masyarakat domestik maupun tamu-tamu dari luar benar-benar aman.
Sehingga ada optimisme dan keyakinan yang luar biasa dari tamu, bahwa Wakatobi adalah daerah yang layak untuk dikunjungi dan akan menjadi daerah yang direkomendasikan semua orang untuk dikunjungi.
“Apapun yang akan dilakukan oleh semua pihak terutama untuk pengembangan infrastruktur di Wakatobi, maupun untuk pengembangan pemanfaatan seluruh sumber daya Wakatobi, kita bantu dan betul-betul sepenuhnya sesuai kewenangan Pemkab,” pungkasnya. (cw1)
Discussion about this post