SULTRA.KABARDAERAH.COM – Guna menekan angka stunting, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Wakatobi, menggelar Gebyar Inovasi Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), Gotong Royong, Makan bersama calon pengantin (Catin), ibu hamil (Bumil) dan anak-anak di bawah usia dua tahun (BADUTA), di perkampungan Bajo, Desa Mola Utara, Kecamatan Wangiwangi Selatan, Senin (12/12/2022).
Bupati Wakatobi Haliana mengatakan, sesuai dengan target Nasional di tahun 2024 dimana angka stunting ditargetkan mencapai 14 persen yang tentunya membutuhkan dukungan dari seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia.
Termasuk Kabupaten Wakatobi yang masih memiliki pekerjaan rumah besar untuk menurunkan prevalensi stunting, dimana berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 prevalensi stunting Kabupaten Wakatobi yakni 26 persen.
Sejalan dengan itu, melalui Pepres 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, ditetapkan strategi nasional percepatan penurunan stunting. Meliputi komitmen dan misi kepemimpinan nasional dan daerah, kampanye nasional dan komunikasi, perubahan perilaku, konvergensi, konsilidasi dan koordinasi program pusat, daerah dan desa, ketahanan pangan dan gizi serta pemantauan dan evaluasi.
“Sehingga hendaknya rencana aksi nasional yang akan diterapkan di Kabupaten Wakatobi, memilki keselarasan dengan rencana aksi nasional pada jenjang Provinsi dan Pusat. Saya berharap harap dapat dilaksanakan secara sinergis. Sehingga kerjasama dalam program dan kegiatan penanganan stunting dapat dilakukan semakin solid, masing-masing mampu berbagi peran dalam intervensi gizi spesifik dan sensitif,” pintanya.
Maka melalui berjalannya program penanganan stunting dan kerja sama yang baik itu, ia optimis Kabupaten Wakatobi dapat memenuhi target yang telah ditetapkan.
“Untuk itu saya mengajak seluruh stakeholder untuk turut memberikan dukungan melalui aksi nyata di sektor masing-masing dalam rangka menekan angka stunting di Kabupaten Wakatobi,” pintanya.
Haliana melanjutkan, pada tahun 2021, atas kerja keras dan komitmen yang luar biasa dari Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Kabupaten,Kecamatan, Desa/Kelurahan serta penyuluh keluarga berencana (PKB) atau petugas lapangan keluarga berencana (PLKB), Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan mitra kerja, Prevalensi Balita Stunting (Tinggi badan menurut umur) berdasarkan Kabupaten/Kota di provinsi Sultra, SSGI 2021 Kabupaten Wakatobi menempati urutan ketiga terendah kasus stunting yakni 26,0 persen.
Demikian pula berdasarkan Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) per Agustus 2021 prevalensi stunting di Kabupaten Wakatobi mencapai 13,86 persen. Sementara prevalensi Stunting di Provinsi Sultra 30,2 persen dan Nasional berada pada posisi 28,0 persen.
Ditargetkan secara Nasional, kata dia, prevalensi Stunting pada balita di Indonesia akan diturunkan hingga 14 persen pada tahun 2024 berdasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021.
“Sekali lagi hal ini berkat kerja keras dan kolaborasi lintas program dan sektor dari kita semua. Kita patut berbangga tapi jangan lengah, karena mempertahankan saja adalah hal yang paling berat apalagi menurunkan,” lugasnya.
Wakil Bupati Wakatobi sekaligus
ketua TPPS Kabupaten Wakatobi Ilmiati Daud menjelaskan, stunting tidak hanya mengenai pertumbuhan anak yang terhambat, namun juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal.
Menurutnya, hal itu menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang di bawah rata-rata, serta bisa berakibat pada prestasi sekolah yang buruk.
“Permasalahan yang masih kita hadapi antara lain masih rendahnya status gizi masyarakat yang ditandai dengan adanya kasus stunting, balita gizi buruk dan kurang, serta ibu hamil yang Kekurangan Energi Kronis (KEK),” katanya.
Ilmiati Daud melanjutkan, jika itulah yang wajib menjadi fokus bagi pemerintah dalam menyukseskan percepatan penurunan stunting. Salah satunya dilakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada keluarga di tengah masyarakat.
“Keluarga inti adalah elemen utama yang paling berpengaruh dalam pertumbuhan anak. Upaya kita adalah menggugah kesadaran masyarakat, dalam mencegah stunting pada anak-anak dalam keluarga masing-masing,” pungkasnya.
Discussion about this post