SULTRA.KABARDAERAH.COM – Bupati Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) Haliana, menyambangi demplot bawang merah, yang baru-baru ini diluncurkan sebagai lokasi pengembangan bawang merah, implementasi program merdeka pangan di Desa Komala, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Jumat (5/11/2021).
Kunjungan itu ia sempatkan disela-sela padatnya agenda pemerintahan, usai menghadiri rapat persetujuan penetapan rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Wakatobi (Sulawesi Tenggara) tahun anggaran 2022 di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), tak jauh dari lokasi tersebut.
“Alhamdulillah yang kita tanam baru-baru ini pertumbuhannya bagus, begitupun Sorgum yang kita uji coba. Kita berharap ini juga bisa berhasil, supaya bisa kita kembangkan secara besar-besaran, dan menjadi harapan baru bagi petani di Kabupaten Wakatobi,” ujarnya.
Diharapkannya juga, ke depan ada bibit cabai dan tomat yang biasanya bisa tumpang sari dengan bawang merah, agar lahan sekitar dimanfaatkan dengan baik untuk sayur-sayuran supaya menjadi pelengkap.
Di samping itu juga kayu-kayu yang ada dimanfaatkan agar menjadi tempat rambat kacang panjang.
“Enaknya holtikultura itu karena memang bisa ditanam di lokasi-lokasi yang sempit. Dan ini bisa melengkapi lahan, sehingga berbagai macam sayuran itu kita tanam dan bisa kita hasilkan dari kebun,” katanya.
Menurutnya, lahan-lahan di wilayah tersebut dulu tidak pernah termanfaatkan, tapi ia sangat berharap, bahwa dengan adanya demplot atau sebagai percontohan ini bisa termanfaatkan.
“Dulu, ini adalah lahan yang dianggap tidak menghasilkan, namun rupanya ini juga adalah bukan tanah tandus. Kita berharap bisa kita manfaatkan sebesar-besarnya sehingga ini juga bisa membawa harapan baru terutama bagi yang tidak memiliki kebun diberdayakan disini untuk bisa menjadi petani,” harapnya.
Dijelaskan Haliana, dengan bertani masyarakat bisa mencukupi kebutuhan dan tentu nilai tukar petani dan kesejahteraan petani bisa meningkat di Kabupaten Wakatobi. Sehingga pelan-pelan angka kemiskinan, terutama masyarakat yang berprofesi petani bisa dikurangi melalui pemberdayaan-pemberdayaan melibatkan masyarakat pada kerja-kerja ini.
“Tanggung jawab kita semua adalah, bagaimana menjaganya, baik dari segi kecukupan lahan. Kemudian lahan ini jangan sampai digunakan untuk hal yang lain. Tujuan kita adalah bagaimana kemudian lahan-lahan yang tidak pernah tergarap dan terabaikan selama ini bisa kita maksimalkan. Dan rupanya pertanian Wakatobi juga luar biasa,” tuturnya.
Ia menyebutkan, berdasarkan data dari pertanian masih ada Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) sekira 1.004,60 hektare se Wakatobi.
“Itu kita baru mulai di sini Insha Allah setelah ini berhasil, tahun depan mungkin di sini akan kita kembangkan lagi. Harapan kita tentu saja dari bibit ini menghasilkan lagi bibit yang lebih banyak. Kita tahu bahwa bawang merah pasti punya pertumbuhan yang cepat dan besar. Satu biji bawang merah itu mungkin bisa menghasilkan lima atau 10 biji yang baru,” paparnya.
Kalau sekarang ini masih membeli bibit kedepan harus bisa lebih mandiri untuk pengadaan bibit. Sehingga pengeluaran daerah untuk bibit sudah bisa diatasi, dari produk-produk yang di sisihkan dari hasil panen petani untuk bibit.
“Ini yang kita gali terus supaya kemandirian petani, kesejahteraan petani dan inshaallah Wakatobi sentosa sapat kita wujudkan,” pungkasnya. (cw1)
Discussion about this post