SULTRA.KABARDAERAH.COM – Kabupaten Buton Utara diplot menjadi daerah relegius. Di era kepemimpinan Abu Hasan bersama Ramadio tak tanggung-tanggung menggelontorkan anggaran miliran rupiah diproyeksi membangun rumah ibadah. Empat tahun memimpin, pasangan akronim ABR berhasil mempersembahkan karya besar, pembangunan Islamic Center dan Masjid Raya At-Taqwa untuk memudahkan mewujudkan visinya Butur relegius.
Abu Hasan memproyeksi, Islamic Center menjadi pusat kegiatan keagamaan penyebaran syiar agama islam dan kegiatan pemerintah daerah lainnya.
Bupati Buton Utara, Abu Hasan menuturkan, pembangunan islamic center yang menyedot anggara miliaran menjadi gedung pusat syiar dan dakwah untuk membumikan Al-Qur’an ditengah-tengah kaum muslimin. Sehingga menjadi sebagai nafas, pegangan hidup yang hakiki dan kepribadian setiap umat Islam.
“Pembangunan Islamic center, pembangunan rumah ibadah dan pembangunan rumah quran bukti konkret membawa daerah ini menjadi relegius,” beber Abu Hasan, Kamis (25/6/2020)
Pada tahun 2018 Kabupaten Buton Utara sukses menjadi tuan rumah atau sebagai penyelenggara MTQ Tingkat provinsi dan sukses meraih juara umum dengan 11 emas, 5 perak dan 4 perunggu.
Mantan Karo Humas Pemprov Sultra ini menambahkan, pembangunan islamic center tak hanya sebagai tempat penyelanggaraan MTQ. Tetapi , menjadi wadah strategis pembinaan umat muslim untuk mewujudkan Butur sebagai kabupaten relegius.
”Pembangunan disektor keagamaan terus saya letakkan. Angggaran miliaran rupiah telah saya gelontorkan. Demi mewujudkan Butur yang relegius, aman dan berbudaya,” terang Abu Hasan.
Masjid Raya At-Taqwa, Mega Proyek Abu Hasan-Ramadio Menjadikan Butur Sebagai Daerah Relegius.
Masjid At Taqwa menjadi masjid raya termegah di daerah berjuluk Lipu Tinadekono Sara tersebut dengan fasilitas memadai.
Abu Hasan juga terus melakukan berbagai cara agar daerah yang dipimpinnya itu menjadi relegius. Sebagai bentuk keseriusan untuk mewujudkan itu semua, Mantan Karo Humas Pemprov Sultra itu, tak tangung-tanggung menggelontorkan anggaran miliaran rupiah untuk penuntasan pembangunan masjid Raya At Taqwa meliputi pemasangan plapon, pagar dan fasilitas lainya.

Mantan Kadis Pemuda dan Olahraga menambahkan, lokasi masjid At Taqwa sangat strategis berada ditengah-tengah permukiman warga antara Lipu danBangkudu.”Masjid merupakan tempat terbaik untuk pengkaderan ummat. Di rumah-rumah Allah ini pula salat ditunaikan dan syiar-syiar agama islam disebarkan,” ujarnya.
Abu Hasan berharap, kedepannya masjid yang dibangun menghabiskan anggaran besar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya menjadi pusat kegiatan keagamaan masyarakat setempat. Ia menargetkan, semua masjid dapat dimakmurkan digunakan untuk beribadah. “Daerah ini akan dimulia jika semua mamakmurkan masjid,” tandasnya.
Cetak Penghafal Alquran, Hadirkan Rumah Quran
Duet pasangan Abu Hasan dan Ramadio, di era kepemimpinannya juga mendorong hadirnya rumah Quran hampir di seluruh kecamatan, menjadi pusat belajar melafadzkan kitab suci alquran sekaligus mencetak hafiz dan hafizah. Rumah Quran menjadi pusat tempat belajar melafadzkan kitab suci Alquran sekaligus mencetak hafiz dan hafizah

Mewujudkan Kabupaten Buton Utara (Butur) menjadi daerah relegius terus digaungkan. Empat tahun memimpin, Abu Hasan bersama Ramadio telah membangun rumah quran menjadi pusat tempat belajar melafadzkan dan mentadaburi kitab suci pegangan umat muslim tersebut.
Tak hanya itu, Rumah Quran telah banyak mencetak penghafal alquran berjuluk Lipu Tinadekono Sara tersebut. Pemerintah setempat juga hadir dengan menyediakan segala fasilitas alquran kepada santri dan tenaga pengajar.
Bupati Buton Utara, Abu Hasan menuturkan, pembangunan rumah quran menjadi skala prioritasnya. Olehnya itu, Sarana atau fasilitas masyarakat untuk belajar alquran harus memadai.
Mantan Kadis Pemuda dan Olahraga ini menambahkan, rumah quran akan menjadi sarana pembinaan umat muslim dalam memahami dan menerapkan perintah yang terdapat dalam kitab suci alquran.
“Saya ingatkan kepada pemerintah desa dan kepala sekolah jangan halangi anak-anak untuk menghafal alquran. Di desa sangat kondusif belum terkontaminasi seperti desa lain. Bagus untuk menghafal alquran,” ujar Abu Hasan.
Dia berharap, rumah quran dapat dimanfatkan sebaik-baiknya sebagai pusat pengkajian, pembelajaran, maupun bimbingan di bidang keagamaan. Bukan hanya dimanfaatkan anak-anak yang baru belajar. Tetapi, orang tua yang belum pandai melafadzkan alquran jangan malu untuk belajar di rumah quran.
“Generasi bangsa penghafal alquran tidak pernah menganggur. Olehnya itu, sementara saya cari orang paham agama yang bisa menjelaskan tentang tafsir hadis, alquran dan fiqih. Termaksud, penyuluh agama di semua desa,” harapnya.
Gelontorkan Anggaran Miliaran Benahi Rumah Ibadah
Bupati Kabupaten Buton Utara (Butur) terus membenahi fasilitas rumah ibadah. Tak tangung-tanggung, menggelontorkan anggaran miliaran rupiah untuk pembangunan rumah ibadah di daerah berjuluk Lipu Tinadekono Sara tersebut.

“Sebanyak 32 masjid mendapatkan suntikan anggaran hiba miliaran rupiah yang diperuntukkan untuk rahabilitasi atau perbaikan masjid. Demikian juga pembangunan rumah Quran terus dilakukan dan terus aktif dalam rangka menciptakan generasi muda yang beriman, bertaqwa dan cinta Quran,” ujar Abu Hasan.
Mantan Karo Humas Pemprov sultra itu menegaskan, memproritasikan pembangunan di sektor keagamaan sejalan dengan visi pemerintah kabupaten utara yaitu terwujudnya masyarakat yang aman, berbudaya dan religius. Hingga saat ini telah terbentuk 5 rumah quran dengan jumlah santri sebanyak ratusan orang.
Tak hanya itu, Badan Kontak Majelis Taklim selaku organisasi keislaman juga dibentuk baik di tingkat Kabupaten, Kecamatan maupun desa dan kelurahan. Organiasi ini merupakan media pemberdayaan dan pengembangan pendidikan keagamaan bagi anggota.
“Berbagai kegiatan telah dilakukan antara membentuk kelompok yasinan, kelompok Jumat mengaji dan penyelenggaraan jenazah serta memeriahkan hari hari besar islam dengan berbagai lomba antara lain lomba surah pendek, lomba azan dan fashion show busana muslim,” tandasnya.
BKMT Buton Utara juga melakukan lomba antar kabupaten dan pada tahun 2020 meraih Juara II Lomba Daiya Tingkat prov. Hingga tahun 2019 jumlah majelis taklim yang telah terbentuk sebanyak 43 kelompok BKMT yang tersebar di masing masing kecamatan dan desa/kelurahan.
Imbau Warga Butur Makmurkan Masjid
Bupati Butur, Abu Hasan terus mengajak rakyatnya agar memakmurkan masjid. Hal ini ditekankan, saat Mantan Karo Humas Pemprov Sultra itu melakukan safari dan kunjungan kerja. Rumah ibadah di daerah berjuluk Lipu Tinadekono Sara tersebut tak pernah kosong selalu diisi oleh jamaah menunaikan ibadah.

Bupati Buton Utara, Abu Hasan mengatakan, sejumlah kebijakan bernuansa religius sudah dijalankan salah satunya mengintruksikan kepala organisasi perangkat daerah membina masjid dan memakmurkannya.
Dia juga meminta masyarakat untuk mempererat ukhuwah islamiyah dan penguatan ibadah. Kemudian, menggalakkan salat berjamaah di masjid dan musala terdekat.
“Tiga hal besar bisa dicapai dengan salat berjamaah lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, membersihkan jiwa dan hati. Orang yang memakmurkan masjid dimudahkan rezikinya dan Allah menurunkan keberkahan kepada daerah yang dihuni umat muslim taat beribadah,” ujarnya.
Mantan Karo Humas Pemprov Sultra itu menambahkan, siapa yang cinta dengan masjid, dia cinta dengan Allah SWT, serta mengisi masjid untuk memperkokoh ukhuwah Islamiyah.
“Saya sebagai pemimpin tidak hanya ingin daerah ini sejahtera. Tetapi, juga mengajak masyarakat untuk taat beribadah,” tandasnya.
Serahkan Bantuan Al-Quran di TPA
Bupati Buton Utara, Abu Hasan, didampingi Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sitti Rabiah, menyerahkan bantuan Al-Qur’an di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Al-Ikhlas Desa Gunung Sari Kecamata Bonegunu.

Bantuan diserahkan secara simbolis, diterima langsung oleh Ketua Majelis Taklim lkhlas Beramal, desa setempat.
Abu Hasan menuturkan, pemerintah daerah terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang keagamaan. Diketahui, salah satu visi kepemimpinan bersama wakilnya, Ramadio, adalah mewujudkan masyarakat Butur yang religius.
“Semoga Al-Qur’an yang diterima langsung pengurus Majelis Taklim atau melalui musholah, masjid, maupun TPA bisa bermanfaat,” tuturnya.
Kegiatan keagamaan, kata Abu Hasan, harus selalu dihidup-hidupkan. Salah satunya, melalui peran majelis taklim yang tersebar di setiap desa dan kelurahan.
“Karena di majelis taklim menjadi tempat silaturahim, di majelis taklim menjadi media dakwah, tempat syiar agama untuk terus menambah keimanan dan ketakwaan,” katanya. (ADV)
Discussion about this post