SULTRA.KABARDAERAH.COM – Tim percepatan penurunan stunting (TPPS) Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) melaksanakan diseminasi hasil audit kasus stunting dalam rangka upaya mencari penyebab terjadinya kasus stunting dan pencegahan kasus serupa di daerah setempat.
Acara itu diselenggarakan di aula Pesanggrahan Budaya, Selasa (22/11/2022).
Ketua TPPS Wakatobi Ilmiati Daud menyebutkan, hasil studi status gizi indonesia (SSGI) tahun 2021, Kabupaten Wakatobi menempati urutan ketiga terendah kasus stunting yakni 26,0 persen setelah Kabupaten Kolaka Timur 23,00 persen dan Kota Kendari 24,0 persen.
Demikian pula berdasarkan elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (E-PPGBM) per Agustus 2021, prevalensi stunting di Wakatobi mencapai 13,86 persen.
Sementara prevalensi Stunting di Provinsi Sultra 30,2 persen dan Nasional berada pada posisi 28,0 persen dan ditargetkan secara Nasional prevalensi Stunting pada balita di Indonesia akan diturunkan hingga 14 persen pada tahun 2024.
“Hal ini berkat kerja keras dan kolaborasi lintas program dan sektor dari kita semua. Kita patut berbangga tapi jangan lengah, karena mempertahankan saja adalah hal yang paling berat apalagi menurunkan,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Wakatobi Safihuddin menerangkan, audit kasus stunting dilakukan melalui beberapa tahapan selama 1000 hari pertama kehidupan (HPK).
“Yaitu melalui calon pengantin (Catin) supaya setelah menikah menjadi calon orang tua bagi anak yang sehat, pasangan usia subur (PUS) yang nantinya akan merencakan kehamilan sampai dengan melahirkan, dan pada fase pasca persalinan sampai dengan anak tersebut berusaha dua tahun yang dikenal dengan istilah bayi dibawah dua tahun (Baduta),” ujarnya.
Safihuddin melanjutkan, bahwa kegiatan tersebut telah dilakukan oleh tim audit kasus stunting di Wakatobi.
“Mereka adalah pakar yang terdiri dari dokter spesialis anak, dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi ahli gizi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wakatobi. Yang lokus wilayahnya di Desa Mola Utara dan Desa Mola Samaturu,” pungkasnya. (cw1)
Discussion about this post