SULTRA.KABARDAERAH.COM – Dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia tahun 2021, Perusahaan Listrik Negara (PLN), Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan (AKKP), Balai Taman Nasional (BTN) dan Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) menanam 1.000 pohon di Pulau Sumanga, Desa Liya Togo, Kecamatan Wangiwangi Selatan, Minggu (8/11/2021).
Pulau Sumanga merupakan wilayah konservasi yang menjadi wilayah Desa Liya Togo sekaligus wilayah cakupan taman nasional. Sehingga untuk pemanfaatannya otomatis harus ada izin dari taman nasional.
Bupati Wakatobi, Haliana, mengatakan sejak dulu wilayah itu dikelola oleh masyarakat. Sehingga diharapkan pengembangannya menjadi wilayah konservasi, dilindungi dan dipertahankan ekosistimnya.
“Ini juga komitmen kita dalam rangka mewujudkan visi misi daerah sebagai Kabupaten konservasi maritim yang sentosa. Makanya kita lindungi ekosistim pasir ini diusahakan agar tidak di eksploitasi, dengan harapan taman nasional betul-betul memprotect wilayah ini sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa ini adalah wilayah yang harus dipelihara,” katanya saat di wawancarai di Pulau Sumanga, Minggu (28/11/2021).
Karena terpelihara, kata dia, diharapkan menjadi tempat yang menarik untuk wisatawan. Karena di wilayah pulau itu ada hall yang banyak terdapat ikan dan bisa dipertahankan. Sehingga masyarakat setempat yang juga mengelolanya, melakukan penangkapan ikan dengan cara-cara yang ramah lingkungan.
Jangan kemudian merusak dengan melakukan penangkapan menggunakan racun, bius atau yang sifatnya desktrutif agar dapat dimanfaatkan secara jangka panjang.
Di samping penangkapan, di sana juga merupakan kawasan budidaya rumput laut yang saat ini dikembangkan secara besar-besaran di Wakatobi. Sehingga kualitas air lautnya juga harus dijaga.
“Yang amat disayangkan karena di pulau itu sudah abrasi, pasirnya sudah banyak yang hilang akibat penambangan. Sehingga pemerintah mencari solusinya,” ujarnya.
Manager PLN Wangiwangi, Angriawan, mengatakan motivasi dari PLN sendiri untuk selalu membangun kerja sama dengan pemda untuk meningkatkan kualitas lingkungan.
“Ini kan program CSR dalam bentuk penanaman pohon, untuk itu PLN bekerja sama dengan AKKP. Inshaallah akan terus berlanjut, karena ini sudah yang kedua kali. Harapan kita program ini bisa membawa nilai positif untuk masyarakat sekitar yang pencahariannya memanfaatkan alam baik itu nelayan maupun petani rumput laut,” harapnya
Di tempat yang sama, Direktur AKKP, Heru Santoso, menyebutkan kegiatan ini melibatkan 50 mahasiswa dan 30 dosen serta pegawai. Menurutnya, kegiatan itu juga sangat erat kaitannya dengan keberadaan AKKP. Dimana pihaknya mendidik Taruna (mahasiswa) di dua program studi, yakni konservasi dan ekowisata.
“Ini juga bagian dari pendidikan bagi anak-anak. Dimana dalam konservasi itu, bagaimana agar alam tetap terjaga. Ini juga merupakan kolaborasi antara PLN yang dipercayakan kepada AKKP, melibatkan Balai taman nasional dan Pemda. Terkait juga dengan visi misi Kabupaten Wakatobi,” terangnya.
Sementara itu, dosen AKKP, Irfan, menjelaskan bahwa secara potensi, menanam mangrove sangat penting karena memiliki penyimpanan karbon sembilan kali lebih banyak daripada pohon hutan tropis lainnya.
Data terakhir sekira 1,8 juta hektare mangrove mengalami kerusakan, bahkan sebagian besar mengalami kondisi yang cukup buruk. Beruntungnya, Sultra tidak masuk salah satu Provinsi yang mengalami kerusakan paling tinggi.
“Ini juga bagian dari komitmen Presiden Jokowi bahwa Indonesia berkomitmen menanam sekira 600 ribu hektare hingga 2025. Tidak begitu besar yang kami lakukan, namun sedikit banyaknya 1.000 bibit itu bisa menjadi bagian komitmen tersebut. (cw1)
Discussion about this post