SULTRA.KABARDAERAH.COM – Asisten Potensi Maritim (Aspotmar) Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (KSAL) Mayor Jenderal TNI Marinir Nur Alamsyah dan Panglima Kodam (Pangdam) XIV/Hasanuddin Mayor Jenderal TNI Totok Imam Santoso melakukan penanaman mangrove dan melepas tukik atau anak penyu, di wilayah pesisir pantai Melai One, Desa Matahora, Kecamatan Wangiwangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (12/12/2022).
Penanaman 7.500 mangrove itu diselenggarakan oleh Balai Taman Nasional (TN) bersama Pemerintah daerah (Pemda) Wakatobi, diikuti oleh staf ahli Menteri Bidang Ekonomi Sumberdaya Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Tasdiyanto, Kepala Pusat Riset Kelautan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Direktur Pendayagunaan Pesisir dan pulau-Pulau Kecil, dan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sultra
Bupati Wakatobi Haliana mengatakan, penanaman mangrove dan pelepasan tukik tersebut dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Nusantara 2022 yang dipusatkan di Kabupaten Wakatobi.
Penanaman bibit Mangrove dan pelepasan tukik merupakan upaya perlindungan dan pelestarian sumber daya secara berkelanjutan. Juga diharapkan akan menjadi langkah penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem penyu, yang merupakan hewan yang dilindungi di perairan Indonesia, khususnya di Wakatobi
“Pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan baik berkat kerja sama antar semua pihak, baik panitia daerah Kabupaten Wakatobi, panitia Provinsi maupun panitia dari pemerintah pusat khususnya TNI AL, AD dan AU yang berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan ini,” tuturnya.
Lebih lanjut politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu menjelaskan, pelaksanaan Hari Nusantara yang dipusatkan di Wakataobi untuk menjadikan bidang kelautan dan perikanan sebagai arus utama pembangunan menuju Wakatobi maritim yang sentosa, yang mampu mengelola potensi sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat, memperkuat persatuan antar nelayan di wilayah pesisir, meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan pesisir laut dan menumbuhkan kepedulian dan kecintaan terhadap kelestarian mangrove.
“Peringatan Hari Nusantara patut kita bangga sebagai warga Wakatobi, karena akan menjadi perhatian khusus oleh pemerintah pusat maupun internasional. Dalam mendukung perkembangan pembangunan utamanya di sektor perikanan, pariwisata dan ketahanan pangan yang menjadi leading sektor pembangunan di Wakatobi selama lima tahun. Untuk itu sudah menjadi kewajiban kita semua untuk manjaga laut,” tuturnya.
Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam KLHK Tasdiyanto mengungkapkan, kegiatan konservasi ini bukanlah kegiatan yang remeh temeh. Terpenting adalah mengembangkan mangrove yang ada di Wakatobi agar bertambah luasannya.
“Jadi bukan hanya sekedar menjaga luasan mangrove yang ada. Kami di KLHK berharap bahwa potensi alam yang luar biasa ini perlu kita jaga terus. Karena nanti pada waktunya, akan memiliki keuntungan kepada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Wakatobi,” ungkapnya.
Aspotmar KSAL Mayor Jenderal TNI Marinir Nur Alamsyah menuturkan, penanaman mangrove dan pelepasan tukik itu perlu dijadikan sebagai langkah untuk memulihkan dan melindungi kelestarian ekosistem. Sebagai upaya pemulihan konservasi di wilayah Kabupaten Wakatobi dan sekitarnya.
“Saya mengajak seluruh masyarakat untuk turut memelihara dan menjaga pohon mangrove serta tukik agar dapat tumbuh dan berkembang lebih baik. Sehingga ke depan, diharapkan ekosistem dan biota laut dapat memberikan andil dalam meningkatkan ketahanan nasional pada tingkat yang semakin andal untuk generasi penerus anak cucu kita,” pungkasnya. (cw1)
Discussion about this post