SULTRA.KABARDAERAH.COM – Sejumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) menyampaikan kendalanya yang dialami serta harapan keberlanjutan usaha lima tahun kedepan.
Adapun kendala utama yang selama ini dihadapi oleh para pelaku usaha tersebut adalah permodalan. Banyak yang ingin membangun usaha namun tidak memiliki modal, termasuk kendala pemasaran dan minimnya intervensi pemerintah.
Berbagai kendala tersebut diharapkan dapat terjawab melalui program unggulan/prioritas Bupati dan Wakil Bupati Wakatobi Haliana-Ilmiati Daud yakni program merdeka belajar, merdeka sehat, merdeka pangan, program merdeka emas dan one island one school dalam bingkai Wakatobi sentosa.
Seperti diungkap Fitri, salah seorang pelaku UMKM di Wangiwangi Selatan (Wangsel). Ia mengungkapkan jika kendala produksi UMKM yang paling utama dari sisi permodalan dan pemasaran.
“Karena kebanyakan kita membuat hasil olahan tapi akhirnya juga bingung mau di jual kemana. Saran kami juga, agar para pelaku UMKM ditopang permodalan UMKM melalui peminjaman tanpa bunga dengan catatan tertentu,” ungkapnya dalam Focus Group Disscussion (FGD) penyusunan dokumen Roadmap Wakatobi sentosa, yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi di aula kantor Camat Wangsel, Sabtu, (13/11/2021).
Ia berharap, ada langkah atau solusi dari pemerintah untuk mengintervensi hasil usaha yang telah dibuat oleh pelaku wirausaha yang ada di Wakatobi.
“Salah satunya mungkin melalui pusat oleh-oleh mulai dari produk pakaian, tenunan, hasil olahan perikanan, cemilan dan produk makanan lainnya. Jadi semua di kumpulkan disitu sehingga ketika ada tamu-tamu atau wisatawan yang datang bisa langsung diboyong kesitu. Sehingga bisa bersaing, jadi kita juga bisa tahu kalau produknya tidak laku, kendala dan kekurangannya bisa kita ketahui,” paparnya.
Kendala lainnya, lanjut Fitri, juga dari sisi izin usaha dan izin kelayakan produk, desain produk, kualitas dan kemasan produk rata-rata masih menggunakan kemasan plastik.
“Sekaligus diadakan pelatihan/peningkatan kapasitas atau studi banding ke daerah yang betul-betul UMKM nya sudah terkenal, untuk bisa belajar dan lebih maju. Selanjutnya adalah, bagaimana kunjungan wisatawan ke Wakatobi ditingkatkan. Karena ketika banyak kunjungan dari luar secara langsung itu memberi peluang pelaku usaha yang ada di Wakatobi,” harapnya.
Senada dengan Fitri, pelaku usaha lainnya, Sari, juga mengungkapkan bahwa kendala pelaku usaha di Wangiwangi adalah dari sisi permodalan. Dari sisi regulasi juga menurutnya masih banyak yang tumpang tindih, termasuk keterampilan juga menurutnya masih terbilang minim.
Menurutnya UMKM Wakatobi belum maksimal karena pelatihan keterampilan belum memadai. Sehingga perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan melalui pendidikan formal maupun non formal.
“Kita berharap ada penyediaan modal usaha, pemberlakuan regulasi yang baik serta pembinaan UMKM. Hambatan utamanya pasti selalu permodalan, minimnya pelatihan UMKM sehingga keterampilan masyarakat kurang,” ucapnya.
Sementara kendala lain beberapa tahun terakhir
Dari sisi pertanian dan ketahanan pangan, Sari juga berharap ada peningkatan kinerja penyuluh di tiap desa dalam mengawal bantuan, serta perlunya memaksimalkan sosialisasi dalam pengenalan program.
“Para penyuluh hanya nama saja, kelompok masyarakat tidak terbentuk secara maksimal. Instansi terkait juga tidak maksimal dalam mengawal kepentingan masyarakat,” jelasnya.
Discussion about this post