SULTRA.KABARDAERAH.COM – Komunitas Obrol Pemuda Kreatif dan Inovatif (KAOPI) saat ini tengah menggagas pembentukan pemuda Wakatobi Entrepreneurship.
Ketua umum KAOPI, Ikhwan, mengatakan, KAOPI punya visi mewujudkan pemuda Berkembang, Kompetitif dan Tangguh (Bangkit) berbasis Wakatobi sentosa.
“Ini yang kita break down masuk ke dalam misi. saat ini yang kita lakukan adalah dalam kerangka mendukung misi membentuk pemuda Wakatobi Entrepreneurship. Dengan harapan terwujudnya pelaku usaha yang tangguh, ramah lingkungan, adaptif dengan pariwisata dan dapat memajukan ekonomi kreatif yang ada di daerah,” katanya saat dijumpai di Marina, Kecamatan Wangiwangi, Jumat, (30/7/2021).
Upaya itu dilakukan dalam kerangka pendataan pelaku usaha yang ada di Marina. Yang ingin diwujudkan dalam bentuk diskusi bersama Bupati, DPRD dan berbagai stakeholder lainnya.
“Kira-kira apa yang menjadi keluhan mereka dan mimpi apa yang ingin mereka wujudkan. Kemudian kita hadirkan Pak Bupati di sini, siapa tahu pak Bupati bisa mewujudkan mimpi-mimpi mereka, mimpi-mimpi para pedagang. Kemudian ada beberapa isu yang muncul dan kita dapatkan. Bahwa mereka merindukan tentang keamanan, kebersihan, merindukan bagaimana penataan wajah Marina ini yang sebetulnya. Apalagi berkenaan kita sebagai daerah pariwisata,” ujarnya.
Sehingga Marina tersebut hadir mendukung ketercapaian RPJMD Bupati dan Wakil Bupati. Maka harus ditata apa yang menjadi keinginan para pelaku usaha di sana. Tugas Kaopi, kata dia, adalah memediasi itu kemudian melahirkan gagasan yang bisa didorong bersama dengan asosiasi pelaku usaha yang ada di sini.
“Kami tadi baru saja berbicara dengan ketua asosiasi walaupun mereka belum punya AD/ART, tapi mereka sudah pernah menggagas itu. Menurutnya jumlah mereka ada sekira 48 pelaku usaha. Ini adalah omset daerah yang mesti diberdayakan dan diberi ide-ide besar supaya lebih maju dan lebih berkembang,” ucapnya.
Menurutnya, konsep saat ini harus sudah terkonsep jelas. Bahwa bangunan-bangunan yang digunakan oleh para pelaku usaha sudah harus sama agar indah dipandang.
“Apakah nanti kemudian akan dibangun pemerintah ataukah hanya sekedar konsep. Kalau dibangun oleh pemerintah, tentu ada konsekuensinya, apakah ada pajak/retribusinya. Di sini kita lihat lahan parkirnya juga belum jelas, inilah yang kemudian mesti gagas dan dorong ke pemda karena itu adalah bagian dari keinginan pelaku usaha,” terangnya.
Di tempat yang sama, Kepala Koordinator Kepariwisataan, Muhammad Fajri, menjelaskan langkah awal yang harus dilakukan adalah mengkaji dari sisi kepariwisataan berdasarkan ilmu yang dimiliki. Berfokus pada standar pelayanan, dengan mencoba menyeragamkan. Misalnya, membuat seragam dari sisi pelayanan. Sehingga para pelaku usaha mikro yang ada disekitar Marina, ada standar yang sama.
“Apabila orang atau konsumen yang masuk cafe mana saja, itu sama. Sehingga tercipta kenyamanan dan keindahan. Itu menjadi big planning kita ke depan agar pelaku-pelaku usaha ini nantinya kita siapkan kawasan khusus. Untuk saat ini kita belum mempost di mana area itu, tapi saya melirik area yang ada di sekitar sini.
Di tahap awal ini, lanjut dia, lebih pada edukasi yang diberikan kepada pelaku usaha mikro. Bahwa di KAOPI ada beberapa person secara kompetensi adalah orang-orang yang sudah kompeten dan berkapasitas sebagai trainer. Setidaknya bisa mentransfer ide-ide yang dimiliki.
“Sehingga tidak lagi kita temukan pola penyajian di dalamnya ditemukan rambut, ada lalat, itu bisa bercitra buruk bagi pariwisata. Jadi betul-betul meminimalisir komplain dari pelanggan,” tuturnya.
Ke depan KAOPI berkeinginan menciptakan
platform digital. Pelaku usaha dibuatkan media/aplikasi berupa grup agar bisa menjual melalui media di era digital. Agar ketika wisatawan datang sudah bisa tahu yang recomended.
“Kita juga akan bermitra dengan pariwisata untuk mensertifikasi. Karena ada beberapa beberapa kegiatan yang juga dari Kementerian yang harus diturunkan, dan dilaksanakan oleh Pemda seperti penerapan program Clean, Health, Safety dan Environment Sustainability (CHSE). Itu semua aspek-aspek yang harus diterapkan oleh para pelaku usaha. Kedepan akan disertifikasi agar mereka layak dianggap layak sehingga wisatawan tidak ragu mengunjungi,” pungkasnya. (CW2)
Discussion about this post