SULTRA.KABARDAERAH.COM – Pandemi covid-19 belum berakhir. Upaya penanggulangannya terus dilakukan. Pemerintah, mulai dari tingkat pusat hingga daerah terus berbuat untuk memutus rantai persebarannya.
Langkah tersebut, tentunya membutuhkan dukungan dari semua pihak.
Seperti diungkap Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Covid-19, Letnan Jenderal Doni Monardo, dimana penanganan bencana non alam ini perlu dilakukan secara serius dan membutuhkan peran serta dari berbagai pihak.
Dijelaskan, beberapa langkah pencegahan maupun penanganan telah dilakukan, mulai dari pemberlakuaan 3M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan), 3T (tracing, testing & treatment) serta vaksinasi.
Doni Monardo mengatakan, ketiga instrumen ini, tentunya harus didukung. Selain ketiga program ini, lanjutnya, hal yang tidak kalah penting juga adalah perlunya sikap disiplin secara kolektif, kebersamaan dan kekompakan serta konsisten menanggulangi pandemi covid-19.
“Kita tidak cukup hanya dengan disiplin satu hari, tidak cukup hanya disiplin satu jam, ketika kita lengah satu menit saja, maka kita pun bisa terpapar covid-19,” ujar Doni Monardo dalam rapat virtual tentang strategi “Micro Lockdown” tingkat RT menghadapi potensi lonjakan kasus covid-19 pasca Idul Fitri yang disiarkan melalui Youtube, Selasa (11/5/2021).
Ia mencontohkan, salah satu daerah yang terbilang sukses memutus rantai penyebaran covid-19 yakni RT. 04 Payo Selincah, Jambi. Dimana, pemerintah daerah setempat bersama stakeholder tidak menunggu kasus covid-19 menjadi besar.
“Begitu ada data dimana satu RT lebih dari lima rumah ada pasien covid, maka harus ada langkah-langkah, seperti yang sudah dilakukan oleh RT Kelurahan Payo Selincah, Jambi,” ujarnya.
Di daerah tersebut, lanjut Kepala BNPB itu, peran pemerintah di tingkat provinsi, Wali Kota, Kapolda, Danrem, Dinas Kesehatan, tokoh masyarakat termasuk tokoh agama, semuanya saling membantu, bergotong-royong.
“Inilah wujud nyata dari Pancasila, bagaimana kita saling memberikan bantuan ketika ada musibah yang terjadi pada suatu kawasan,” tuturnya.
Ia berharap, pertemuan virtual itu akan menginspirasi semua peserta rapat, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang tangguh, yang bisa memenangkan pertempuran dalam menghadapi pandemi covid-19.
“Sekali lagi, kerja sama yang baik, dengan satu komando, baik dari pemerintah pusat sampai ke tingkat yang paling kecil yaitu kelurahan dan desa, mengoptimalkan upaya untuk selalu mematuhi protokol kesehatan,” tandasnya.
“Sekali lagi, pengalaman dari Kelurahan Payo Selincah Provinsi Jambi kiranya dapat menginspirasi kita semua,” kata Doni Monardo menambahkan.
Kapolda Jambi, Irjen Pol A. Rachmad Wibowo, dalam acar yang sama mengungkapkan, pada 20 April 2021 terdapat 51 orang warga yang tinggal di wilayah itu, 28 diantaranya terjangkit covid-19. Kasus ini bermula saat salah seorang warga yang keluar kota yang melaksanakan acara.
“Hal ini bisa ditangani dengan baik oleh pemkot jambi dan seluruh stakeholder dibantu Kapolres, Dandim, sehingga beberapa hari lalu, dari 28 orang yang terpapar covid tinggal 1 orang saja yang positif,” ungkapnya.
Menurut Kapolda, Wali Kota sangat bagus mengorganisir proses penanganannya. Kemudian, ada pula salah satu tokoh masyarakat yang betul-betul menutup wilayah tersebut. Yang sakit tidak boleh keluar, begitu pula sebaliknya, yang dari luar tidak boleh masuk.
“Makanan-makanan diberikan. Selain bantuan dari wali kota, juga dari stakeholder yang lain, sehingga mereka bisa terjamin makanan sehatnya,” terang Kapolda.
Selama masa karantina, pasien covid-19 juga rutin berolah raga, hingga hasil pemeriksaan dinyatakan negatif. (Irs)
Discussion about this post