SULTRA.KABARDAERAH.COM – Kondisi jalan provinsi yang menghubungkan wilayah Kabupaten Buton Utara (Butur) dengan Kabupaten Buton Sulawesi Tenggara (Sultra) atau poros Ereke-Baubau masih memprihatinkan.
Sebagian besar ruas jalan mengalami kerusakan, sehingga pengendara yang melintas harus lebih berhati-hati.
Kala musim hujan, ruas jalan yang mengalami kerusakan menjadi licin dan berlumpur. Begitu pula sebaliknya, ketika musim kemarau datang, jalan rusak yang semula licin dan berlumpur menyisakan gelobang disertai debu.
Potret buram infrastruktur jalan di utara Pulau Buton ini sudah bertahun-tahun dan terbilang kurang mendapat perhatian pemerintah.

Kesal dengan kondisi tersebut, seratusan mahasiswa dan masyarakat Kecamatan Bonegunu dan Kambowa yang tergabung dalam Aliansi Pemerhati Infrastruktur Kabupaten Buton Utara berunjuk rasa dengan membakar ban dan memblokade jalan di pertigaan Desa Eensumala, Kecamatan Bonegunu, Minggu (14/11/2021).
Mereka mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra untuk segera melakukan perbaikan ruas jalan yang rusak. Pengunjuk rasa juga meminta Anggota DPRD Provinsi yang berasal dari daerah setempat untuk menyuarakan perbaikan jalan poros Ereke-Baubau di parlemen.
“Ini adalah persoalan kepentingan masyarakat. Bakar ban adalah bentuk kekecewaan kami kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara,” ujar salah satu massa aksi melalui pengeras suara.
Menurut massa aksi, infrastruktur jalan di Butur harus menjadi prioritas karena sebagian besar ruas jalanya rusak parah dan memprihatinkan.
Data yang diperoleh dari Pemerintah Kabupaten Buton Utara, jalan provinsi di daerah setempat membentang sepanjang 122,6 kilometer (km). Dari total panjang tersebut, ruas jalan dalam kondisi mantap sepanjang 42 km, rusak ringan 2 km dan rusak berat 78,6 km.
Hingga berita ini dirilis, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Provinsi Sultra belum berhasil dikonfirmasi. (Irs)
Discussion about this post