SULTRA.KABARDAERAH.COM, BUTON UTARA – Himpunan Mahasiswa Ronta, Rantegola, Waode Angkalo, Gunung Sari (Himarrawas) menggelar dialog publik di Desa Rantegola Kecamatan Bonegunu Kabupaten Buton Utara (Butur), Sabtu (18/7/2020). Kegiatan itu mempertemukan antara unsur pemerintah daerah dengan masyarakat di empat desa setempat (Ronta Raya).
Himarrawas dalam dialog kali ini mengusung tema “Pengembangan Potensi Ekonomi Berbasis Keunggulan Lokal (koprah putih dan padi organik)”.
Berbagai peluang dan tantangan terkait produk unggulan lokal daerah, dibahas dalam forum tersebut.
Ketua Himarrawas, Ramadhan Syah, menuturkan dialog publik ini digagas sebagai wujud komitmen paguyuban yang dipimpinnya, dalam mendukung pengembangan produk unggulan daerah yang bernilai ekonomis.
Bupati Butur, Abu Hasan, menyambut baik digelarnya kegiatan itu. Menurutnya, Himarrawas telah melakukan hal yang cukup luar biasa bagi daerah dan masyarakat.
“Eksisistensinya adalah salah satu paguyuban yang menjembatani antara kepentingan masyarakat dengan pemerintah terkait dengan sektor-sektor strategis terutama pertanian dan perikanan,” tuturnya saat diwawancarai usai kegiatan.
Ungkapan serupa juga disampaikan Aminuddin, ketua Kelompok Tani Rantegola. Dia mengaku bersyukur dengan adanya dialog seperti ini, kendala yang dihadapi petani dilapangan bisa didiskusikan.
“Karena ini menjadi program untuk masa depannya kita, terutama generasi muda,” ujarnya
Dalam dialog itu, dijumpai masih beberapa kendala yang dihadapi para petani. Misalnya di Ronta dan Rantegola, belum tersedia mesin penggiling padi. Dan untuk dua desa lainnya, juga belum ada mesin pengering padi.
“Apalagi saat ini musim hujan, susah untuk giling padi karena tidak adanya cahaya matahari,” kata Aminuddin.
Kepala Dinas Pertanian Butur, Sahrun Akri, yang hadir sebagai narasumber mengungkapkan untuk mesin penggiling padi saat ini sebatulnya sudah ada, hanya saja kapasitasnya kecil. “Jadi, disarankan untuk desa terkait agar memasukan proposal ke Dinas Pertanian,” ungkapnya.
Selain mesin pengering dan penggiling padi, pengembangan kopra putih untuk wilayah Ronta Raya, juga masih butuh tempat pengeringan (solar driyer dome).
Turut hadir dalam dialog publik, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Ketua Tim Penggerak PKK Butur, Camat Bonegunu, para Kepala Desa (Ronta, Rantegola, Gunung Sari), tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, dan masyarakat.
Penulis: Riat Sarnu
Discussion about this post