SULTRA.KABARDAERAH.COM.KOLAKA-UTARA – Memasuki hari ke delapan bulan Ramadhan, harga beberapa kebutuhan pokok di kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra) mulai mengalami kenaikan. Tak hanya cabai rawit, harga telur dan sayur mayur juga mulai merangkak naik.
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas perdagangan Kolut, Nurbaeti Passa, mengatakan harga kebutuhan pokok menjelang puasa hingga memasuki awal puasa memang selalu mengalami kenaikan, namun tidak terlalu signifikan. Kondisi tersebut, kata dia, selalu terjadi setiap tahunnya saat bulan Ramadhan.
Dari pantauan pihaknya, saat ini beberapa jenis sembako masih normal, meski ada beberapa diantaranya yang sudah mulai merangkak naik seperti sayur mayur, cabai rawit dan telur ayam.
Untuk daging ayam, minyak, gula, bawang merah dan bawang putih dan beberapa kebutuhan dapur lainnya masih terpantau stabil.
“Dari hasil pantauan kami, awal Ramadhan yang mengalami kenaikan yakni cabai dari Rp50 ribu/kg sudah mencapai Rp70 ribu, disusul telur ayam sudah mencapai Rp50 ribu/rak yang sebelumnya harga normal Rp40 ribuan,” kata Nurbaeti Selasa (20/4/2021).
Kenaikan harga kebutuhan pokok tersebut diperkirakan terjadi hingga pertengahan puasa. Setelah itu, kata Nurbaeti, biasanya mengalami penurunan lalu mendekati lebaran harganya naik lagi.
Rencananya, pihaknya bakal melakukan pemantauan di tiga titik pasar tradisional, yakni Pasar Mateleuno Desa Saludongka, Pasar Beringin Kelurahan Lapai dan pasar Sentral Lacaria Lasusua.
Tujuh hari menjelang lebaran, pihaknya bakal melakukan pengecekan kembali dengan melibatkan satgas pangan, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Jika terjadi lonjakan harga, maka akan digelar pasar murah.
“Kami akan terus melakukan pemantauan dan untuk mengantisipasi lonjakan harga, kami bersama TPID akan menggelar pasar murah,” ujarnya.
Terpisah, salah seorang pedagang telur ayam di Kolut, Herliani, mengatakan kenaikan harga kebutuhan pokok sudah terjadi beberapa hari lalu. Akibatnya dia harus mengurangi pasokan telur dari distributor sebab dikhawatirkan malah rugi dan tidak bisa terjual ke konsumen.
“Harga pada naik. Jadi permintaanya juga berkurang, makanya saya juga harus mengurangi pasokan,” tandasnya.
Laporan: Mursin
Discussion about this post