SULTRA.KABARDAERAH.COM – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) menyambangi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wakatobi dalam rangka konsultasi pengembangan infrastruktur kepariwisataan, Jumat (6/8/2021).
Sebanyak delapan orang legislator Baubau yang berkunjung. Dengan harapan, hasil konsultasi di Wakatobi selanjutnya dapat disampaikan kepada Pemerintah Kota Baubau.
Wakil Bupati Wakatobi, Ilmiati Daud, saat menerima kunjungan itu menuturkan untuk mengembangkan sektor pariwisata, salah satu aspek yang harus diperhatikan adalah konektivitas.
Menurutnya, kalau aksesbilitas sudah terbuka, kawasan pariwisata lainnya dengan sendirinya akan ikut bergerak, baik dari pariwisata maupun sisi ekonomi kerakyatan kita.
“Mata rantai apa saja bisa terbuka dengan adanya konektivitas,” ungkapnya di Sekretariat daerah Kabupaten Wakatobi, Kecamatan Wangiwangi.
Dikatakannya, dengan status Wakatobi menjadi 6 destinasi pariwisata prioritas, akan sangat disayangkan kalau Kabupaten atau Kota lain tidak merespon keberadaan Wakatobi saat ini. Karena pemerintah pusat melihat Wakatobi dari beberapa destinasi kini menjadi prioritas unggulan.
Tentu bagi Sultra harus menjadi lokomotif. Kemudian yang menjadi gerbong-gerbongnya ini Kabupaten/Kota yang lainnya. Dengan demikian kabupaten/kota lainnya harus mampu menjemput program nasional lainnya mengikuti lokomotifnya ini.
“Kalau sebagian besar Kabupaten/Kota masih berpikir bahwa kalau mau berwisata tidak perlu ke Wakatobi, itu salah. Harusnya bagaimana membangun konektivitas antara Kabupaten/Kota lain dengan Wakatobi, harusnya bersinergi,” ujar Ilmiati.
Maksud Ilmiati Daud, membangun sektor pariwisata harus terintegrasi se-Sultra. Misalnya Kota Baubau bisa menjadi pilot project membangun sinergitas antara kawasan pariwisata unggulan nasional dengan membuat paket wisata.
“Karena kita tahu aksesibilitas di Kota Baubau lebih dominan dari Wakatobi. Kalau kota Baubau tanggap membuka aksesibilitas dari Wakatobi ke Baubau, kita kan cuma 1 kali flight sementara Baubau 4 kali. Boleh singgah di Buton Tengah, Buton Selatan dan di konek kan ke Buton Utara dan daerah lainnya yang mau membangun konektivitas,” terangnya.
Wakil DPRD Kota Baubau, Nasiru mengatakan, kunjungan tersebut dalam membangun komunikasi yang lebih erat. Karena dengan adanya brand pariwisata Wakatobi yang ada, tentu Kota Baubau turut serta dan ikut andil dalam kegiatan kepariwisataan, juga berdampak positif terhadap perekonomian.
Untuk flight ke Wakatobi, pihaknya masih membangun komunikasi dengan pemerintah, Pertamina maupun pihak penerbangan. Namun kendalanya utamanya adalah belum adanya pengisian bahan bakar pesawat (Aftur).
“Kita mencoba agar bersinergi antara Baubau dengan Wakatobi. Sehingga memudahkan wisatawan-wisatawan yang ingin ke Wakatobi, itu juga tidak luput dari brand Benteng Keraton terpanjang di dunia. Tetapi itu semua adalah bagian dari magnet untuk menarik wisatawan,” paparnya.
Ketua Komisi 2 bidang ekonomi pembangunan DPRD Kota Baubau Feto Daud menjelaskan salah satu andalan Wakatobi adalah pariwisatanya. Disisi lain Wakatobi juga sudah punya brand yang mampu dijual dan dipromosikan, bahkan sampai ke dunia internasional.
Menurutnya, berbicara pariwisata, infrastruktur dan industri pariwisatanya pun harus memadai, termasuk bandara dan infrastruktur lainnya. Dari 10 destinasi pariwisata yang tadinya hanya 5, kini menjadi 6 prioritas destinasi pengembangan strategis pariwisata nasional.
“Lokomotif pariwisata Sultra adalah Wakatobi, daerah lain adalah penunjangnya. Sehingga tidak menutup kemungkinan kedepan, bandara udara Wakatobi akan menjadi bandara internasional,” jelasnya. (CW2)
Discussion about this post