SULTRA.KABARDAERAH.COM – Delegasi Republik Indonesia (DELRI) telah mengikuti sidang ke-34 International Coordinating Council (ICC) Man of Biosphere (MAB) Programme, UNESCO yang diselenggarakan di Headquarters (HQ) UNESCO Paris, Prancis, tanggal 13-17 Juni 2022.
Pada Sidang tersebut, delegasi RI dipimpin oleh Purwanto selaku Ketua Komite Nasional MAB Indonesia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Ismunandar (Dubes RI/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO) dengan anggota Anang Setiawan Achmadi dari Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN, Bupati Wakatobi Haliana, Muh Basli Ali (Bupati Kepulauan Selayar), Mesdiyono (Pemda Kabupaten Selayar), Andi Afrista Dwi Putra, (Pemda Kabupaten Kepulauan Selayar), Muh Ali (Pemda Kabupaten Kepulauan Selayar), Muh. Alim Sarmawan (Pemda Kabupaten Wakatobi) dan Kantor Delegasi Tetap RI untuk UNESCO.
Anggota Delegasi dari Pusat Riset Ekologi
dan Etnobiologi BRIN, Anang Setiawan Achmadi, mengatakan salah satu misi utama dari delegasi RI adalah menyampaikan rencana periodic review tiga Cagar Biosfer Indonesia, yaitu Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu; Cagar Biosfer Cibodas; dan Cagar Biosfer Wakatobi. Termasuk rencana nominasi kawasan Bantimurung Saraung Maros Pangkep sebagai bagian dari World Network of Biosphere Reserves (WNBR).
Pada Sidang ke-34 ICC MAB Programme itu, Bupati Wakatobi hadir sekaligus untuk mengawal dan mendukung proses penyusunan Periodic Review untuk Cagar Biosfer Wakatobi yang harus disubmit pada bulan November 2022.
“Bupati Wakatobi Haliana menyampaikan bahwa akan membantu dalam proses penyiapan data-data yang diperlukan selama 10 tahun ke belakang. Baik terkait kegiatan pembangunan masyarakat berkelanjutan, maupun kegiatan-kegiatan yang dilakukan terkait konservasi hutan, maupun lautnya dengan berbagai ekosistem di dalamnya,” kata Anang Setiawan Achmadi melalui press rilis, Jumat, (24/6/2022).
Hal lain yang dilaporkan, lanjutnya, adalah Indonesia akan terus berupaya memajukan cagar biosfer yang dimilikinya. Hal ini tentunya harus dilengkapi dengan strategi-strategi baru yang mengarah pada kemampuan untuk beradaptasi, bertransformasi, meningkatkan skala, dan meningkatkan ketahanan.
Anang Setiawan Achmadi menyebutkan, sidang ke-34 ICC MAB UNESCO dihadiri oleh sekitar 100 orang anggota delegasi yang terdiri dari 34 negara anggota ICC MAB dan juga negara-negara non-anggota ICC MAB sebagai observer.
Lebih lanjut Anang Setiawan Achmadi menjelaskan, sidang menyepakati membahas berbagai agenda, yakni berbagai laporan terkait ICC MAB dan Program MAB; perkembangan implementasi Lima Action Plan (LAP); Laporan Celebration of MAB 50th MAB Programme.
Kemudian, the post 2020 Global Biodiversity Framework; pembahasan dan penetapan Cagar Biosfer (Biosphere Reserves/BRs) baru ke dalam World Network of Biosphere Reserves (WNBR) dan juga usulan Extensions/Modifications/Renaming Cagar Biosfer.
Selanjutnya, periodic review reports; Thematic Network of Biopshere Reserve; Update version of Technical Guidelines for Biosphere Reserve (TGBR); berbagai kegiatan terkait dengan pemuda (youth) and Young Forum; MAB Young Scientists Awards Scheme; Celebration of the First International Day of Biosphere Reserve 3 November 2022; Renaming of MAB Program; dan date and venue of the 35th Session of the MAB-ICC.
“Dubes RI/Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO menyampaikan laporan Indonesia (country report) dalam mengimplementasikan Lima Action Plan (LAP). Laporan Indonesia diawali dengan laporan kegiatan pengembangan Cagar Biosfer Indonesia sebagai wahana pembangunan berkelanjutan selama masa Pandemi Covid-19,” terangnya.
Anang Setiawan Achmadi melanjutkan, Indonesia menegaskan kembali komitmennya terhadap program MAB dan siap untuk berkolaborasi dengan semua pihak. Dalam melestarikan keanekaragaman hayati, mendorong penggunaan sumber daya alam dan jasa ekosistem secara berkelanjutan.
Dalam menghadapi beberapa tantangan seperti degradasi ekosistem dan hilangnya keanekaragaman hayati, diperlukan beberapa langkah strategis, di antaranya, pengembangan BR sebagai sarana pembangunan berkelanjutan, dengan menyeimbangkan kepentingan ekonomi dan ekologi yang didukung oleh, pertama, pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan inovasi; kedua, penguatan komunikasi, kolaborasi dan jejaring antar pihak, serta kerja sama dalam skala regional; dan ketiga, membangun skema pembiayaan berkelanjutan, melalui penguatan aspek hukum sebagai dasar penganggaran pemerintah, skema insentif konservasi, kerjasama dan lembaga donor. Keempat, meningkatkan komunikasi dan informasi.
Anang Setiawan Achmadi menambahkan,
Indonesia terus berkomitmen untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pengelolaan cagar biosfer dan untuk tahun ini akan mengusulkan satu cagar biosfer yaitu Bantimurung Bulusaraung Pangkep Maros dan tiga periodic cagar biosfer (Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu, Riau; Cagar Biosfer Cibodas, Jawa Barat; dan Cagar Biosfer Wakatobi, Sulawesi Tenggara). (cw1)
Discussion about this post