SULTRA.KABARDAERAH.COM, BUTON UTARA – Sebelas paket bibit unggul rumput laut hasil kultur jaringan didistribusi kepada para petani di Kabupaten Buton Utara (Butur). Pelepasan secara resmi baru saja usai dilakukan oleh Wakil Gubernur Sultra, Lukman Abunawas, bersama jajaran Pemda Butur dan tim peneliti Universitas Halu Oleo (UHO) di Desa Banu Banua Jaya, Minggu (27/7/2020).
Bibit rumput laut tersebut merupakan hasil kerjasama antara Pemkab Butur dengan tim peneliti UHO.
Ketua tim peneliti UHO, Prof La Ode M. Aslan, mengatakan Butur sangat potensial untuk pengembangan rumput laut. Hasil kajian pihaknya, laut di teluk Kulisusu, memiliki luas lebih dari 3000 Hektare (ha).
Aslan juga mengemukakan alasan yang mendasari pihaknya memilih Butur. Salah satunya karena pemda setempat konsen mengembangkan pertanian organik.
“Dan ini sangat nyambung dengan rumput laut. Ketika pertanian tidak organik, menggunakan bahan kimia, maka matilah rumput laut itu,” ungkapnya.
Bibit unggul yang diserahkan atau dilepas kepada kelompok petani rumput laut tersebut, kata Aslan, adalah jenis rumput laut yang dikawinkan menggunakan teknik penyambungan. “Lebih tahan daripada bibit rumput laut kultur jaringan lain yang ada di Sulawesi Tenggara,” katanya.
Aslan menambahkan, lahirnya karya tersebut tentunya juga tidak lepas dari dukungan semua pihak, utamanya Pemkab Butur dan Pemprov Sultra dalam hal ini Dinas Kelautan dan Perikanan. Kerjasama antara pihaknya dengan Pemkab Butur, saat ini sudah masuk tahun ketiga
“Jadi karya ini bukan karya kami sendiri dari tim peneliti, tapi karya bersama. Dan kami berharap ada dukungan lebih lanjut di masa-masa yang akan datang,” harapnya.
Plt. Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov Sultra, La Ode Kardini, memberikan apresiasi kepada tim peneliti UHO yang berhasil mewujudkan rumput laut kultur jaringan. Menurutnya, untuk melahirkan bibit yang unggul, bukanlah hal yang mudah.
“Karena Sulawesi Tenggara sudah cukup lama kita berkecamuk dengan rumput laut, tapi baru pertama kali kita melahirkan dan mendapatkan rumput laut unggul, kultur jaringan,” ungkapnya.
Dengan adanya rumput laut kultur jaringan yang dilahirkan di Buton Utara, lanjut Kardini, tidak menutup kemungkinan ke depan bisa mengantarkan Sultra menjadi sentra bibit unggul yang terbaik. “Kemudian menjadi potensi yang kita harapkan untuk bisa menunjang tumbuhnya perekonomian masyarakat Sulawesi Tenggara,” katanya menambahkan.
Kardini menjelaskan, tahun ini Butur memproduksi kultur jaringan. Karenanya, dari pengadaan di seluruh wilayah Sultra sebanyak 42 paket, Butur mendapat bagian 11 paket.
Sultra, lanjut dia, memiliki potensi untuk rumput laut seluas 47.000 ha. Dan saat ini yang bisa dikelola baru kurang lebih 9.000 ha. “Dari 9.000 hektar ini menghasilkan 37.000 ton per tahun,” rincinya.
Sementara itu, Bupati Butur, Abu Hasan, mengungkapkan duet kepemimpinannya bersama wakilnya, Ramadio, berkonsentrasi membangun daerah berbasis keunggulan lokal. Seperti pengembangan pertanian organik, perikanan dan kelautan serta perkebunan.
“Insya Allah bisa memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat,” tuturnya.
Secara ekonomi, kata dia, rumput laut di Butur sangat potensial menjadi rumput laut unggulan di Sultra. Sehingga, ke depan untuk pengembangan rumput laut tidak lagi tergantung dari daerah lain.
“Daerah kita ini wilayahnya sangat luas, potensinya sangat besar. Kita butuh inovasi, kreatifitas,” kata Abu Hasan.
Wakil Gubernur Sultra, Lukman Abunawas, menyambut baik konsep Agromarine (pengembangan bidang pertanian dan bidang kelautan) di Butur.
Di mana, pengembangan rumput laut sebagai salah satu potensi yang luar biasa dan berpotensi mempu memberikan manfaat bagi kesejateraan masyarakat, kalau dikembangkan dengan serius. Termasuk pencemaran lingkungan laut, juga harus dihindari.
“Di Buton Utara ini tetap kita lestarikan. Potensi yang ada sangat melimpah,” ujarnya.
Peliput: Irsan R
Discussion about this post