SULTRA.KABARDAERAH.COM-Satu bulan terakhir ini di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami krisis kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mengakibatkan antrian panjang di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Kelangkaan tersebut membuat masyarakat resah terlebih lagi jika ingin mengisi di SPBU harus mengantri berjam jam.
Menyikapi hal tersebut, Mimbar Pergerakan Pemuda Indonesia (MIMPPI-KU) Kolaka Utara melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPRD Kolut dan pihak SPBU serta pihak-pihak terkait lainnya di gedung DPRD Kolaka Utara, Senin.18/12/2023.
Ketua MIMPPI-KU Kurnia Sandi Mengatakan, untuk mengendalikan penyaluran BBM bersubsidi yang belakangan ini diduga akibat maraknya penjualan yang tidak sesuai dengan peruntukannya.
“PT. Pertamina Seharusnya bisa memastikan bahwa SPBU khususnya di Kabupaten Kolaka Utara ini benar-benar menjual BBM bersubsidi kepada konsumen yang sesuai peruntukannya, bukan malah menjual BBM subsidi ke pengecer atau ke penampung BBM,”Katanya
Lebih lanjut, jika Bahan Bakar Minyak (BBM) langka khususnya BBM jenis solar dan Pertalite, akan berdampak kepada jalur distribusi barang terhambat yang berakibat terjadinya gejolak kenaikan harga barang.
“Kalau hal itu yang terjadi maka akan memicu terjadinya inflasi serta ketidak stabilan harga, Hal itulah yang harus kita cegah atau kendalikan sehingga harapan kami penegak hukum harusnya memberikan pengawasan yang lebih ketat, begitupula dengan PT.Pertamina agar benar-benar mengawasi penyaluran BBM pada tingkatan SPBU,”Tegasnya.
Ia juga menegaskan, jika permasalahan ini tidak di tanggapi dan tidak terselesaikan oleh pihak yang berwenang, Maka pihaknya akan melakukan pelaporan ke PT.Pertamina yang menaungi beberapa SPBU di Kolaka Utara.
Sementara itu, Perwakilan Anggota DPRD Surahman Menuturkan terkait kelangkaan BBM yang akhir akhir ini membuat masyarakat resah itu di akibatkan minimnya pengawasan kepada karyawan SPBU, sehingga ini yang perlu kita atensi bersama terkait pengawasannya agar tidak ada lagi karyawan yang berani bermain dengan para pengecer atau penimbun BBM
“Memang banyak di temui mobil maupun motor yang tangkinya di modifikasi yang bisa menampung ratusan atau puluhan liter, ini kan sudah jelas pelanggaran karena kapasitas pengisiannya sudah melebihi kapasitas atau batas normal kendaraan, di tambah lagi terkadang sampai 3 kali masuk mengisi dengan kendaraan yang sama,”Ungkapnya.
Di tempat yang sama, Salah satu perwakilan SPBU Patowonua Musadlifa, Menjelaskan bahwa menurutnya, ini bukan kelangkaan BBM karena pasokan yang masuk tiap harinya khususnya di tempat dia bekerja SPBU Patowonua pasokannya 16 ton tiap harinya.
“Hanya saja yang mengakibatkan antrian panjang itu banyak kendaraan yang dari luar kota lasusua yang masuk mengisi, seperti dari utara, jadi itu yang buat antrian panjang,”Jelasnya.
Lebih lanjut, Musdalifa juga membeberkan terkait adanya mobil yang di duga tangkinya di modifikasi sehingga mengisi melebihi dari batas normal bahkan berulang kali ikut mengantri dan sebenarnya kami tidak pernah mengizinkan ketika ada mobil yang seperti itu ikut mengantri.
“Bahkan kami sudah menyampaikan ke operator untuk di tahan tahan dan proses di dalam jika ada yang ketahuan menggunakan tangki modifikasi, namun hal tersebut sering terjadi karena lebih banyak oknum yang bermain, jadi kami juga tidak bisa melarang karena alasan yang biasa kami jumpai mereka bilang (masa kita ini di larang sementara lebih banyak oknum yang bermain),”tutupnya.
Laporan: Mursin
Published: Adi Hidy
Discussion about this post