SULTRA.KABARDAERAH.COM – Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mewakili Indonesia Timur pada Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I).
Hal itu diungkap Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia (RI) Hariyanto, dalam diskusi kelompok terpumpun uji petik PMK3I di Aula Patuno Resort Kecamatan Wangiwangi, Wakatobi, Minggu (19/9/2021).
Dikatakannya, ini adalah kesempatan bagi Wakatobi, karena dari 10 Kabupaten/Kota kreatif yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, sejak tahun 2016 belum ada yang mewakili wilayah Indonesia Timur. Hal ini tentu tidak luput dari komitmen Bupati dan Wakil Bupati Wakatobi terhadap kepariwisataan dan ekonomi kreatif yang sangat tinggi.
“Sudah menjadi bagian dari komitmen kami dari Kemenparekraf untuk mendorong seluruh Kabupaten/Kota agar memiliki ikon atau sektor unggulan yang menjadi lokomotif dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang ada di masing-masing Kabupaten/Kota,” kata Hariyanto.
Di tempat yang sama, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Wakatobi, Eliati Haliana, berharap hasil uji petik dapat menjadikan Wakatobi menjadi salah satu daerah yang ditetapkan sebagai Kabupaten/Kota kreatif di Indonesia.
“Semoga antusias, semangat dan kerja keras dari teman-teman pelaku ekonomi kreatif dapat mewujudkan Wakatobi sebagai Kabupaten kreatif,” harapnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Wakatobi, Nadar, bersyukur Wakatobi diberikan kesempatan untuk mengikuti proses ini. “Alhamdulillah pak direktur bersama tim hadir ke Wakatobi untuk dilakukan uji petik,” ungkapnya.
Uji petik penilaian Kabupaten/Kota kreatif Indonesia ini melibatkan tim yang independen untuk melakukan kurasi. Hasilnya akan berdasarkan pada penilaian yang objektif setelah dilakukan peninjauan langsung uji petik di lapangan dengan bertemu dengan pelaku kreatif. Kemudian mereka menggali terkait dengan seperti apa potensi yang dimiliki dan peluang pengembangannya ke depan.
Dari sisi kelayakan, Nadar yakin dan optimis bahwa Wakatobi punya modal resourches yang mendukung. Baik dari sisi kreatif people, sumber daya alam, juga modal kultural yang sudah dimiliki Wakatobi.
Kata dia, kunci utama dalam pengembangan ekonomi kreatif adalah kemampuan dalam membangun ekosistim. Sinergitas antara semua stakeholder yang ada, agar potensi yang dimiliki dapat dioptimalkan untuk mendorong pengembangannya.
Melalui pengembangan Kabupaten/Kota kreatif ini, beberapa indikator yang ada menunjukan bahwa secara umum direktur dan tim melihat adanya semangat yang besar dari para pelaku kreatif. Untuk kemudian Wakatobi bisa terealisasi menjadi salah satu Kabupaten kreatif di Indonesia.
Dari 64 Kabupaten/Kota di Indonesia yang telah diuji petik, pada saat nanti ditetapkan oleh Menparekraf Sandiaga Uno, sebanyak 10 Kabupaten/Kota kreatif yang baru di Indonesia, diharapkan salah satunya adalah Kabupaten Wakatobi.
“Dari sejak pengisian borang, jumlah pelaku kreatif yang berpartisipasi bahwa kita yang paling cepat merespon dan juga paling banyak. Nah ini modal kita yang Insya Allah menambah keyakinan dari tim bahwa Wakatobi memiliki semangat, potensi serta peluang untuk pengembangan menjadi Kabupaten/Kota kreatif,” pungkasnya. (Cw1)
Discussion about this post