SULTRA.KABARDAERAH.COM – Kabupaten Buton Tengah (Buteng) genap berusia Tujuh tahun tepat 23 Juli 2021. Peringatan tujuh tahun usia Buteng, kini adalah kilas balik dari rentang panjang sebuah perjalanan, karena penuh dengan romantika dan dinamika sejarah.
Peringataan hari ulang tahun merupakan cerminan untuk menengok masa lalu sebagai sebuah mata rantai sejarah.
Di tangan Bupati definitif pertama oleh pilihan rakyat, H. Samahuddin, telah menorehkan segudang prestasi pembangunan.
Samahuddin menjelaskan bahwa masa lalu merupakan pondasi yang sangat bernilai sebagai referensi menapaki masa kini dan masa depan. Peringatan seperti ini memurutnya patut dijadikan sebagai sarana mawas diri atau instrospeksi diri untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Dinamika pembangunan terus bergerak ke arah positif. Memasuki masa kepemimpinannya yang keempat tahun, sejumlah prestasi gemilang baik tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara maupun nasional sukses diraih. Dengan begitu, setiap estafet perjalanan kehidupan akan selalu bermakna, karena mampu memberikan jawaban atas persoalan kekinian serta responsif dengan tantangan ke depan,” urainya
Tepat di hari bersejarah ini, sejumlah tantangan pembangunan sejak dirinya dilantik pada 22 Mei 2017 dijawab dengan sederet capaian prestasi.
Pada bidang kesehatan, Pemkab Buteng menerima penghargaan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Provinsi Sultra yang berhasil Universal Health Covarage (UHC) atau jaminan kesehatan semesta. Melalui program ini, setiap masyarakat akan memiliki akses yang adil terhadap pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi yang bermutu dan biaya yang terjangkau.
“Bukan hanya BPJS Kesehatan, kita juga telah berkerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan guna melindungi baik ASN maupun Non ASN yang mengabdi di lingkup Pemerintah Kabupaten Buteng,” jelas Samahuddin saat menyampaikan di pidato pada upacara HUT Buteng ke-VII.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga terus mengalami perbaikan. Tercatat pada tahun 2014 IPM Kabupaten Buteng mencapai angka 61,69 persen, sedangkan tahun 2018 meningkat 63,64 persen. Pada tahun berikutnya IPM terus meningkat menjadi 64,06 persen dan tahun 2020 mencapai 64,37 persen.
Pemkab Buteng juga meraih penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) Perwakilan Sultra atas laporan pengelolaan keuangan empat kali beruntun sejak dirinya menjabat 2017 lalu.
Pada 12 April 2021 lalu, Pemkab Buteng juga meraih penghargaan sebagai juara satu terbaik kategori terbaik kinerja penyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2020 dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Provinsi Sultra.
Selain itu, pada bidang ekonomi dan sosial, laju pertumbuhan ekonomi Buteng tumbuh dengan tren positif. Pada 2018, pertumbuhan ekonomi diangka 5,83 dan naik signifikan pada tahun 2019 menjadi 6,26.
Akibat pandemi Covid-19, pertumbuhan ekonomi nasional pada 2020 mengalami penurunan termasuk Buteng di angka 3,07. Namun angka ini memiliki tren positif di seluruh daerah se-Sultra, sebab Buteng berada di posisi kedua setelah Konawe.
“Agar geliat ekonomi terus tumbuh, Pemkab Buteng mengucurkan anggaran senilai Rp 3,1 miliar dengan kegiatan berupa bantuan langsung tunai kepada masyarakat yang terdampak covid-19 untuk 3.032 kelompok penerima manfaat dan pemberian sembako kepada 1.500 orang lansia,” ungkapnya.
Pada bidang pembangunan desa, Pemkab Buteng juga banyak mendapatkan penghargaan, mulai dari penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri terkait pelaksanaan Pilkades Serentak tahun 2020, urutan pertama se-Seltra dalam Indeks Desa Membangun tahun 2021 dengan perolehan desa mandiri yakni Desa Walando.
Selanjutnya juara lomba desa tingkat Sultra sebanyak tiga kali berurutan, serta satu-satunya daerah di Sultra yang mendapatkan dana hibah dari Kementerian Desa yakni destinasi wisata tahun 2021 di Desa Kanapa-napa.
Infrastruktur Semakin Baik
Pembanguan infrastruktur daerah merupakan sektor prioritas selama masa pemerintahan Samahuddin. Salah satunya infrastruktur jalan yang setiap tahun semakin baik.
Berdasarkan SK Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 115 Tahun 2015, panjang jalan Kabupaten Buton Tengah kisaran 284,96 kilometer.
“Pada tahun 2021, panjang jalan dalam kondisi mantap (Baik dan sedang) kini mencapai sekitar 250,20 kilometer, sementara panjang jalan kondisi tidak baik (Rusak ringan atau rusak berat) tinggal berkisar 34,76 kilometer,” jelasnya.
Samahuddin menyampaikan, pembangunan infrastruktur jalan menjadi prioritas karena infrastruktur jalan merupakan salah satu kebutuhan vital untuk meningkatkan kegiatan perekonomian yang menggerakan kegiatan lainnya.
“Kemajuan daerah itu identik dengan ketersediaan infrastruktur dasar yang dapat dipenuhi dengan baik, sehingga penyediaan infrastruktur di dalam pembangunan dan pengembangan wilayah perlu dilakukan guna dapat memajukan wilayah dari Wamengkoli hingga Waburense dan dari Sangia Wambulu hingga Lakapera,” katanya.
Sektor Parawisata Buton Tengah
Sektor pariwisata Buteng juga tak kalah saing. Pada 2020 lalu wisata Pasir Bone Labunta yang berada di Kecamatan Wawasangka memperoleh dua predikat sekaligus di tingkat nasional. Pertama, juara ketiga API Award 2020 pada kategori destinasi wisata baru dan masuk dalam 10 besar dalam program Innovillage Telkom University Bandung dari 300 proposal yang ikut bersaing.
Bidang keagamaan yang merupakan visi misi Buteng yang agamis selalu menjadikan prioritas. Salah satunya mengalokasikan anggaran untuk para imam, khatib, bilal, cleaning service, sara perempuan serta guru ngaji sebesar Rp1,06 miliar pada 2020 dan ditingkatkan menjadi 1,08 miliar pada 2021.
Dalam pengembangan SDM, Pemkab Buteng juga memberikan alokasi khusus bantuan beasiswa bagi masyarakat yang sedang menempuh studi dengan program Beasiswa Samatau.
“Beasiswa Samatau dikategorikan menjadi dua bagian yakni beasiswa berprestasi dan beasiswa miskin. Pada 2020 kita anggarkan Rp 700 juta dan kita naikan menjadi Rp 1 miliar pada 2021,” tutupnya. (CW1)
Discussion about this post