SULTRA.KABARDAERAH.COM, LASUSUA – Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kolaka Utara (Kolut) melakukan pemeliharaan Kilo Watt Hour (KWH) baik analog maupun prabayar.
Kegiatan tersebut dilakukan secara door to door. Saat ini, pemeliharaan masih terpusat di dalam kota seperti di Indewe dan Watuliwu.
Kepala PLN ULP Kolut, Anggi, mengatakan program tersebut fokus pada KWH analaog dan prabayar yang sifatnya sudah tua, buram dan macet. Tujuannya untuk mengantisipasi terjadinya error’ meter.
Pihak PLN memiliki kewajiban menjaga akurasi pada KWH pelanggan guna mengantisipasi kerugian pada pelanggan maupun PLN itu sendiri.
“Makanya di kilometer itu kan sifatnya barang elektronik. Jadi di situ ada sifatnya usia yang mengharuskan kita untuk melakukan pemeliharaan,” jelas Anggi.
Untuk meteran prabayar, yang diganti bila usianya di atas 5 tahun dengan merek Merbelosa dan Heksing dengan type tertentu. Sedangkan meteran analog, yang diganti jika sudah buram dan usianya di atas 10 tahun. Ini dilakukan secara terpadu.
“Kalau meteran yang kacanya buram, khususnya analaog, itu otomatis mempengaruhi stand meter yang dibaca oleh pembaca meter,” ungkapnya.
Terkait pergantian meteran ini, kata Anggi, PLN berhak melakukan pemeliharaan secara sepihak karena itu milik PLN bukan milik pelanggan. Dengan catatan, petugas harus meminta izin terlebih dahulu kepada pelanggan.
“Kami sudah sampaikan ke petugas lapangan kami bahwasannya ada norma-norma yang harus disampaikan kepada pelanggan, seperti meminta izin dulu sebelum melakukan pergantian meteran. Dari pihaknya kami juga dilengkapi dengan surat tugas dan APD,” katanya.
Dijelaskan, progam tersebut gratis alias tidak dipungut biaya, karena pemeliharaan secara preventif dan ini adalah upaya PLN untuk menjaga akurasi KWH.
KWH prabayar tetap digantikan dengan KWH prabayar, begitupun dengan KWH analog.
“Kalau pergantiannya dari analog ke prabayar itu namanya imigrasi, dan itu tergantung permintaan pelanggan, kecuali kalau ada pelanggan yang sifatnya dia punya kewajiban membayar listrik tepat waktu, tetapi setiap bulanya dia terlambat itu ada upaya kita untuk mengimigrasikan secara sepihak,” jelasnya.
Dalam melakukan pemeliharaan, petugas dipandu oleh meting peta, disesuaikan dengan target pelanggan yang harus di ganti
“Kami bawakan peta sehingga petugas kami langsung ke rumah pelanggan,” jelasnya.
Anggi dalam kesempatan ini juga mengajak masyarakat Kolut agar lebih mengenal PLN dengan menggunakan aplikasi PLN mobile.
Ketika ada kendala, bisa disampaikan melalui aplikasi tersebut, untuk menghindari banyaknya calo yang mengatasnamakan PLN.
“Kalau ada permohonan atau pengaduan tidak usah lewat calo. Kami sarankan lewat aplikasi mobil PLN saja, lewat aplikasi tersebut semuanya kami monitoring termasuk pengaduan,” harapnya.
Laporan: Mursin
Discussion about this post