SULTRA.KABARDAERAH.COM – Secara umum, potensi aspal di Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) seluas kurang lebih 60.000 Hektare (Ha). Namun baru dieksploitasi sekitar 400 Ha oleh 42 IUP perusahaan yang eksploitasi produksi dan 6 perusahaan telah produksi.
Salah satunya PT. Wijaya Karya (Wika) Bitumen seluas 100 Ha dan PT. Kartika Prima Abadi yang rencananya bulan Mei tahun 2021 telah memproduksi dalam bentuk kemasan 25 s/d 50 kg sehingga memudahkan pengangkutan.
Upaya mendorong pemanfaatan Aspal Buton menjadi material utama pembangunan jaringan jalan nasional terus dilakukan, baik Pemerintah Daerah maupun Provinsi Sultra. Langkah tersebut, juga mendapat respon positif dari pemerintah pusat.
Hal ini terlihat dari adanya rencana penggunaan Aspal Buton dalam Program Nasional Pengaspalan 1000 Kilo meter (Km).
Tindak lanjut dari rencana tersebut, sejumlah tim dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) berkunjung ke Pulau Buton. Tepat pukul 08.30, Senin (1/2/2021) sebuah maskapai penerbangan Wings Air mendarat di Bandara Betoambari Kota Baubau, Sultra, dengan membawa 16 tim Kemenko Marves yang dipimpin salah satu Deputi di Kementerian tersebut.
Kehadiran tim ini diterima langsung oleh Gubernur Sultra Ali Mazi, didampingi oleh Wali Kota Bau-Bau AS Tamrin dam Bupati Buton La Bakry. Selain itu, juga hadir Sekretaris Kota Roni Muchtar dan Pj. Sekda Buton Utara Yuni Nurmalawati serta sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi, Kabupaten, dan Kota.
Tak lama setelah mendarat, seluruh tim bergerak menuju Lawele Kecamatan Lasalimu Kabupaten Buton. Selama sejam perjalanan, Gubernur beserta rombongan (kementerian, provinsi, kota, dan kabupaten) tiba di pusat eksploitasi aspal Buton. Salah satu spot yang dikunjungi adalah PT. Wika.
PT. Wika adalah perusahaan yang mengelola sumber daya aspal, baik dalam bentuk bahan jadi atau siap pakai maupun dalam bentuk setengah jadi atau serpihan batuan aspal. Menurut salah satu karyawan di perusahaan tersebut bahwa PT. Wika telah mendapat IUP untuk mengelola 100 Ha areal pegunungan aspal.
Selanjutnya, Gubernur Sultra, Walikota Bau-Bau, dan Bupati Buton dan tim kementerian serta bersama rombongan kepala OPD provinsi dan kabupaten/kota meninjau Pelabuhan Nambo sebagai salah satu penyangga infrastruktur pengiriman dan suplai ke daerah lain.
Gubernur bersama rombongan menyampaikan kepada Tim Kementerian yang dipimpin Deputi Pengendalian bahwa perlunya pengembangan dan perluasan Pelabuhan Nambo dan perlunya dikonsentrasikan pelabuhan tersebut sebagai penyangga pelabuhan utama pengiriman Aspal Buton.
Setelah berkeliling di Pelabuhan Nambo, rombongan melanjutkan perjalanan menuju PT. Kartika Prima Abadi. Di sana, seluruh tim dipersilakan memasuki salah satu ruang meeting untuk mendengarkan presentasi dari salah satu direktur perusahaan tentang pabrik aspal yang telah mereka bangun.
Pabrik tersebut nantinya menjadi pabrik aspal yang dapat menyuplai kebutuhan aspal dalam dan luar negeri.
Rute peninjauan terakhir dilalui dengan jarak 70 km. Selama kurang lebih 2.5 jam, rombongan telah sampai di Pelabuhan Banabungi.
Gubernur menjelaskan kepada Tim Kementerian bahwa sejak puluhan tahun, pelabuhan inilah menjadi andalan utama pengiriman aspal curah di Kabupaten Buton. Namun belakangan ini, pelabuhan ini menjadi pelabuhan yang digunakan oleh PT. Wijaya Karya untuk pengiriman paket 1 ton aspal Buton dengan kandungan 20%.
Pelabuhan Banabungi adalah rute terakhir peninjauan dan cek fisik yang dilakukan rombongan gubernur dan tim kementerian.
Setelah beristirahat selama satu jam, rombongan gubernur dan tim kementerian kembali ke Baubau dengan jarak tempuh sekitar 60 km.
Pukul 21.00 Wita, sebagian dari Tim Gubernur, Tim Kementerian, Tim Bupati Buton, dan Tim Walikota Bau-Bau melakukan rapat tertutup di salah satu ruangan Hotel Zenith.
Rapat tersebut dipimpin Gubernur Sultra dihadiri oleh Deputi Bidang Fasilitasi Kementerian Maritim dan Investasi, Walikota Bau-Bau, Bupati Buton, Sekot Bau-Bau, Pj. Sekda Butur, dan sejumlah kepala dinas provinsi, kabupaten dan Kota Baubau serta perwakilan perusahaan aspal membahas banyak hal.
Seluruh pimpinan daerah diberi kesempatan untuk berbicara, dimulai dari Bupati Buton La Bakri dan selanjutnya Walikota Bau-Bau AS. Tamrin. Selanjutnya, puncak acara Gubernur memberi sambutan dan sekaligus memberikan buku yang dikarang oleh Ali Mazi kepada Deputi Bidang Fasiltasi Kementerian Maritim dan Investasi untuk disampaikan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan.
Dalam sambutannya, Ali Mazi menyampaikan beberapa hal penting. Di antaranya, bahwa Pemprov Sultra serius dalam membangun pertambangan aspal di Buton. Keseriusan tersebut dibuktikan dengan beberapa kali pertemuan dengan menteri Luhut Binsar Pandjaitan melalui telekonferens.
Gubernur juga menyampaikan, pihaknya menyambut baik dan antusias atas kunjungan tim kementerian hari ini. Ia mengatakan, bahwa satu hal yang patut disyukuri karena Sultra dikaruniai banyak potensi sumber daya alam.
“Sehingga kita patut untuk menjaga, merawat, dan mengelola dengan baik untuk kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tenggara,” ungkap Ali Mazi.
Hal penting berikutnya disampaikan Gubernur adalah agar memperhatikan protokol kesehatan dalam aktivitas pemerintahan dengan mematuhi 3 M. Termasuk konsep JITU yakni jujur, ikhlas, dan terus menerus serta fokus menjadi penting dalam menjalankan amanah.
Poin ketujuh, Ali Mazi berharap mendapat respon positif dari pemerintah pusat. Dan terakhir, disampaikan pula bahwa dalam visi misi Gubernur Sultra yang dituangkan dalam konsep Garbarata menjadi penting untuk menyelaraskan pembangunan baik di daratan maupun di kepulauan.
Tim yang beranggotakan beberapa kementerian teknis terkait, diantaranya dari PUPR dan Badan Geologi dalam kunjungan tersebut untuk melihat tiga hal, yakni kesiapan cadangan Aspal Buton, kesiapan infrastruktur pendukung yakni jalan dan pelabuhan, serta pabrikan dari perusahaan.
“Tim kementerian mengapresiasi seluruh kesiapan pemeritah Provinsi Sulawesi Tenggara terkait kebijakan pemerintah pusat untuk menjadikan Aspal Buton sebagai aspal andalan untuk pengaspalan di Indonesia dan ke depan akan menggantikan aspal cair yang secara ekonomis dan produksi lebih menguntungkan dan memudahkan,” jelas Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sultra, M. Ridwan Badallah. (Adv)
Discussion about this post