SULTRA.KABARDAERAH.COM – Duet pasangan Abu Hasan dan Ramadio, genap Empat Tahun memimpin Kabupaten Buton Utara (Butur) Sulawesi Tenggara (Sultra). Sejak dilantik 17 Februari 2016, pasangan berakronim ABR itu terus berkarya.
Kerja keras mewujudkan visi dan misi gencar dilakukan. Pembangunan daerah di berbagai sektor pun terus bergeliat.
Di tahun keempat kepemimpinannya, ABR sukses menelorkan sederet karya hebat.
Majukan Pendidikan, Tingkatkan Kualitas SDM
Sejak Abu Hasan dan Ramadio terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Buton Utara, peningkatan kualitas pendidikan gencar dilakukan. Anggaran untuk pembenahan sarana satuan pendidikan jenjang SD dan SMP terus digelontorkan.
Tak hanya penambahan ruang kelas dan mobilernya, rehabilitasi sedang dan berat ruang kelas juga tak luput dari sasaran program kerja. Kemudian, ada pula pengadaan buku koleksi perpustakaan dan alat peraga.
Selain itu, anggaran miliaran rupiah juga dikucurkan untuk meringankan biaya bagi putra daerah yang duduk di bangku kuliah diploma, strata 1 dan strata 2. Sejak 2017, bantuan pendidikan menyasar mahasiswa asal Butur yang kurang mampu setiap tahunnya.
Tahun 2017 anggaran digelontorkan sebesar Rp 371 juta untuk mahasiswa Strata 1 sebanyak 13 orang dan Strata 2 sebanyak 9 mahasiwa. Tahun 2018 bantuan pendidikan naik sebesar 500 juta. Sebanyak 141 mahasiswa Butur saat itu terbantu.
Selanjutnya, tahun 2019 dianggarkan lagi melalui APBD sebesar 1 miliar, menyasar 557 mahasiswa Butur kurang mampu.
Tingkatkan Pelayanan, Iuran BPJS Disubsidi
Tak hanya mengandalkan program Jaminan Kesehatan Nasional dengan Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dari pemerintah pusat. Pemerintah Daerah Kabupaten Buton Utara (Butur) juga menyiapkan dana miliaran rupiah, untuk membiayai masyarakatnya yang tidak masuk dalam segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) dalam program JKN.
Kepala Dinas Kesehatan Butur, Muhamad Kasrul, menjelaskan tahun 2019 Pemda Butur mengucurkan dana enam miliar untuk premi ke BPJS Kesehatan. Tahun 2020, anggaran dengan jumlah yang sama sudah disiapkan.
“Untuk kesiapan anggaran, sudah. Enam miliar 2020, sama dengan tahun 2019,” tuturnya.
Tak hanya mengandalkan subsidi iuran BPJS, peningkatan mutu layanan kesehatan juga menjadi fokus perhatian era pemerintahan Abu Hasan dan Ramadio.
Sarana dan prasarana puskesmas dan RSUD dibenahi secara bertahap, termasuk penempatan tenaga kesehatan. Tak heran, sejumlah fasilitas kesehatan di Butur kini sudah terkareditasi. Satu diantaranya yakni Puskesmas Bone Rombo sudah meraih akreditasi Utama.
Lestarikan Budaya, Festival Bharata Kulisusu Rutin Digelar
(Foto Istimewa)
Duet pasangan Abu Hasan dan Ramadio, terus memberi perhatian terhadap pelestarian nilai-nilai budaya. Salah satu langkah jitu dilakukan, dengan menjadikan festival Bharata Kulisusu dalam egenda tahunan.
Dalam hajatan itu, beragam kegiatan bercorak budaya diselenggarakan. Salah satu diantaranya, yakni sunatan tradisional massal.
Abu Hasan menuturkan, keberadaan budaya dapat membentuk karakter bagi masyarakat di sekitarnya. Yang nantinya, akan membentuk pola pikir, sikap dan tindakan.
Di Butur sendiri, kebudayaan yang dianut masyarakat adalah budaya yang diwarnai nilai-nilai spiritual. Sehingga menjadi suatu keharusan untuk terus dijaga, dipelihara dan diwariskan kepada generasi yang akan datang.
“Saya berharap di masa yang akan datang, budaya ini akan mewarnai kehidupan kita selanjutnya. Budaya akan mewarnai kehidupan politik, kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi. Bukan sebaliknya,” tuturnya.
Perkuat Nilai Keagamaan, Wujudkan Daerah Religius
Aspek yang juga menjadi perhatian serius di era pemerintahan Abu Hasan dan Ramadio, adalah mewujudkan Butur yang religius. Untuk merealisasikan salah satu visinya, sejumlah upaya dilakukan.
(Foto Istimewa)
Empat tahun memimpin, sederet capaian kini sudah terlihat. Mulai dari terbangunnya gedung Islamic Centre, Masjid agung At-Taqwa. Kemudian, gerakan membangun rumah Quran di desa dan kelurahan untuk mencetak generasi Qur’ani, termasuk pembenahan sejumlah tempat ibadah.
Pembangunan Infrastruktur Jalan Digenjot, Kualitas Ditingkatkan
Duet pasangan Abu Hasan dan Ramadio, terus menggenjot pembangunan infrastruktur jalan. Selain membuka jalan baru untuk memudahkan akses transportasi darat, pembenahan jembatan dan ruas jalan rusak juga terus dilakukan secara bertahap.
(Foto Istimewa)
Tahun 2019, miliaran dana digelontorkan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Butur, untuk target pengaspalan kurang lebih 9,2 km. Sebarannya antaralain di ruas Waode Buri-Peteteaa, Lakansai-Lamoahi, jalan menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan Kelurahan Wandaka.
Untuk menghasilkan kualitas yang baik, Aspalnya menggunakan jenis CPHMA (Cold Paving Hot Mix Asbuton).
Tak hanya mengandalkan APBD. Pemkab Butur juga mengincar APBN untuk menggenjot pembangunan infrastruktur jalan. Alhasil, tahun lalu daerah yang dipimpin duet pasangan Abu Hasan dan Ramadio ini mendapat kucuran dana senilai 17 miliar lebih dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk infrastruktur jalan dan jembatan.
Duit tersebut digunakan untuk lima paket pekerjaan, yakni peningkatan jalan Tri WacuWacu – Bumi Lapero dengan nilai kontrak Rp 3,18 miliar. Kemudian pembangunan jalan Karya Bakti – Kotawo Rp 3,68 miliar.
Pembangunan jalan Lapero – Langere Rp 5,2 miliar dan lanjutan pembangunan jalan Membuku-Jampaka Rp 3,67 miliar.
Selain jalan, juga ada peningkatan jembatan sungai di Wantulasi Kecamatan Wakorumba Utara. Nilai kontraknya Rp 1,36 miliar.
Raih WTP Berturut-turut dari BPK
Duet pasangan Abu Hasan dan Ramadio sukses menjadikan Butur meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Sulawesi Tenggara (Sultra). Predikat WTP itu diterima secara berturut turut, yakni hasil pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun anggaran 2017 dan 2018.
(Foto Istimewa)
Hermanto mengucapkan selamat kepada Pemkab Butur, telah menerima laporan hasil pemeriksaan (LHP) dengan predikat tertinggi. Kata dia, raihan tersebut, tetap harus dipertahankan dengan menindaklanjuti setiap teguran dari pemeriksa.
Raih Predikat B Penilaian SAKIP dari KemenPAN-RB
Pemkab Butur di tangan ABR terus berbenah. Kualitas tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih terus ditingkatkan.
Tak hanya WTP, Butur kini juga sukses meraih predikat B, penilaian laporan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) Republik Indonesia.
(Foto Istimewa)
Bupati Butur, Abu Hasan menuturkan, capaian itu tidak lepas dari peran dan kerja keras seluruh jajarannya. Jika sebelumnya Butur hanya mendapat nilai C, kini mengalami peningkatan.
“Kita ada loncatan. Yang lalu kita C, mestinya naik jadi CC, ini dia lompat ke B,” tutur Abu Hasan.
Dia tak menampik, mempertahankan prestasi memang tidak mudah. Akan tetapi, dengan kerja keras seluruh jajaran yang dibarengi dengan monitoring secara rutin, diapun optimis, hal itu bisa terwujud.
Sepekan, Sabet Tiga Penghargaan
Kabupaten Buton Utara baru saja menerima tiga penghargaan, hanya dalam sepekan.
Daerah yang dipimpin duet pasangan Abu Hasan dan Ramadio itu, pertama menyabet penghargaan pada peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) ke-71. Butur menjadi salah satu dari 265 Kabupaten dan Kota se Indonesia, sebagai daerah peduli HAM.
Penerimaan piagam, bupati diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Butur, Budianti Kadidaa, di Gedung Merdeka, Bandung Jawa Barat, Selasa (10/12/2019).
Pada hari yang sama, Kementerian Pertanian RI, dalam acara peringatan Hari Perkebunan ke-62 tahun juga memberi pengahargaan, kategori peningkatan produksi dan keberlanjutan.
Dua hari berikutnya, Butur kembali menyabet penghargaan dalam acara BI Sultra Award, di Hotel Claro Kendari, Rabu (11/12/2019). Daerah yang dipimpin duet pasangan Abu Hasan dan Ramadio itu, terbaik dalam kategori pengembangan potensi ekonomi daerah.
(Foto Istimewa)
Abu Hasan, mengatakan penghargaan itu merupakan bentuk aperesiasi terhadap kinerja pemerintah daerah. Tentunya, prestasi itu tidak lepas dari kerja keras jajaran OPD serta dukungan semua pihak terkait maupun para pemangku kepentingan.
Kembangkan Komoditas Unggulan Berbasis Industri
Pemkab Butur di era kepemimpinan Abu Hasan dan Ramadio gencar mengembangkan empat komoditas unggulan berbasis industri, yakni kelapa padi lokal organik, jambu mete dan rumput laut.
Tak hanya fokus meningkatkan produktifitas dengan menyalurkan berbagai bantuan bibit, pupuk, hingga sarana dan prasarana lainnya. Tetapi juga berupaya mendorong pengembangan berbasis industri dengan nilai ekonomi yang lebih baik.
Padi lokal misalnya. Untuk memudahkan proses penggilingan dan pengeringan maka dihadirkan mesin di Kecamatan Kulisusu Barat. Begitu pula mete, juga sudah mulai diolah dalam bentuk kemasan.
Untuk pengembangan kelapa, langkah jitu yang sudah dilakukan yakni dengan memfasilitasi Badan Usaha Milik Bersama (BUMDesma) di Kulisusu Utara, membangun pabrik kelapa yang memproduksi berbagai produk turunan, mulai dari Virgin Coconut Oil (VCO) hingga pakan ternak.
(Foto Istimewa)
Abu Hasan, menuturkan hadirnya pabrik ini tentu bernilai positif. Selain menyerap tenaga kerja, juga bisa menjawab anjloknya harga kopra yang selama ini dikeluhkan para petani.
“Kita berusaha untuk terus mencari jawaban masalah harga kelapa,” ujar Abu Hasan.
Selain Bumdesa di Kulisusu Utara, belum lama ini juga Butur disambangi pihak Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemendesa PDTT) bersama PT. INACOM mensosialisasi pengembangan dan pemasaran kopra putih.
Kegiatan itu, merupakan tindak lanjut pertemuan antara Pemkab Butur dengan Kemendes PDTT, awal Januari 2020 lalu.
Kelapa di Butur, dinilai cukup potensial untuk dikembangkan. Data dari Pemda setempat, luas tanamnya mencapai kurang lebih 6000 Hektare (Ha). Sayang, pemasaran dan harga jual kopra yang anjlok, membuat petani kelapa menjadi lesu.
Grace Meyanti Putri, pemateri dari Direktorat Pengembangan Ekonomi Lokal Kemendesa PDTT, hadir memberikan “angin segar” bagi petani kelapa.
Dia mengatakan, jika dulu pihaknya gencar membantu petani dengan bibit, alat pertanian dan lain sebagainya. Sejak tahun 2018, kebijakan tersebut berubah dan mulai fokus pada pengembangan dan pengolahan pasca panen. Salah satu diantaranya komoditas kelapa.
Grace menambahkan, pihaknya terus bergerak menggandeng para startup seperti PT. INACOM, untuk membantu peningkatan perekonomian lokal. Komoditas yang digarap, tergantung potensi daerahnya masing-masing.
Selain kelapa, lanjutnya, komoditas di Butur yang dianggap potensial dikembangkan masih banyak. Startup mitra Kemendesa yang akan mengembangkan pun sudah ada. Namun, kali ini, pihaknya masih fokus di kopra putih.
Bupati Butur, Abu Hasan, menuturkan hadirnya PT. INACOM tidak lain adalah upaya dalam meningkatkan kesehateraan masyarakat. Anjloknya harga kopra yang kerap dikeluhkan warganya selama ini, dia berharap bisa terjawab.
“Ini akan kita kembangkan secara masif di Buton Utara,” ujar Abu Hasan.
BLK Terbentuk, Menuju Hadirnya Pekerja Terampil
Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Buton Utara terbentuk di era kepempinan Abu Hasan dan Ramadio. Terobosan cerdas dilakukan itu untuk menjawab tantangan dunia kerja dengan mencetak tenaga-tenaga terampil yang bisa bersaing.
Pembangunan BLK, dianggarkan melalui Dinas Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Butur, tahun anggaran 2019. Pegawainya mulai disusun awal Januari 2020.
Sebelum BLK Butur terbentuk, penguatan keterampilan sudah dilakukan melalui kerjasama dengan BLK Kendari. Setiap tahun, para pelaku usaha di Butur dilatih oleh tenaga-tenaga kompeten.
Kerjasama Dengan BI Sultra, Mini Lab MA 11 Hadir di Butur
Pengembangan Pertanian Organik di Kabupaten Buton Utara (Butur) mendapat dukungan dari Bank Indonesia (BI). Satu langkah nyata dilakukan, keduanya bekerjasama membangun infrastruktur laboratorium mini (mini lab) pupuk organik cair MA 11, di Desa Dampala Jaya, Kecamatan Kulisusu Barat, Butur.
(Foto Istimewa)
Pembangunan infrastruktur dimaksud diperuntukkan bagi kebutuhan pupuk organik padi ladang dan pengembangan penggemukan ternak sapi di Butur. Mini ini lab ini tuntas dikerjakan dan diresmikan pada Selasa (26/3/2019) lalu.
Bupati Butur, Abu Hasan mengatakan, pihaknya menyambut hangat terbangunnya Mini Lab itu.
Dengan hadirnya Mini Lab, ke depan Butur bakal menikmati harga pupuk dan harga pangan yang rendah, tetapi faedahnya bagi pangan dan ternak sangat besar., baik sapi, kambing maupun unggas.
Kepala Perwakilan BI Sultra, Suharman Tabrani mengungkapkan pihaknya tertarik untuk mengambil peran dalam program ini tentu punya alasan.
Selaku bank sentral RI, juga memiliki kapasitas salahsatunya menjaga kestabilan nilai rupiah. Baik yang terkait dengan barang dan jasa yang diukur dengan inflasi, juga kestabilan nilai rupiah yang dibandingkan dengan nilai tukar mata uang negara lain, dalam bentuk kurs.
Kapasitas laboratorium ini, menghasilkan produksi pupuk MA 11 yang mengandung Mikroba Alfaafa, tidak hanya untuk penyediaan alternatif pakan ternak yang murah ataupun organik, tetapi juga mampu merombak hara tanah sehingga menghasilkan pangan yang berkualitas tinggi.
Hadirnya Mini Lab ini, juga membuka peluang bagi BUMDesa, untuk berbisnis memproduksi pupuk berkualitas yang berbiaya murah untuk petani. Dengan memproduksi turunan F2 dari MA 11 menjadi pupuk kompos, pupuk N, pupuk P, pupuk kalium dan pestisida.
Polres Butur Diresmikan, Abu Hasan Terima Penghargaan
Sejak dimekarkan menjadi daerah otonomi baru tahun 2007 silam, Kabupaten Buton Utara (Butur) kini dihadirkan Polres. Sebelumnya, daerah ini, masih masuk dalam wilayah hukum Polres Muna.
Peresmian sekaligus pelantikan Kapolres Buton Utara, AKBP Wasis Santoso, S.I.K, oleh Kapolda Sultra, Brigjend Pol. Merdisyam, M.Si telah dilangsungkan di Mapolres setempat, di Minaminanga, Rabu 15 Januari 2020.
(Foto Istimewa)
Brigjend Pol. Merdisyam, mengatakan pembentukan kesatuan Polres Butur, merupakan upaya Polri khususnya Polda Sultra untuk menjawab tantangan tugas yang semakin kompleks. Sekaligus upaya meningkatkan pelayanan kepolisian kepada masyarakat.
Momentum tersebut, diharapkan dapat dijadikan motivasi bagi para personil POLRI di Polres Butur, untuk lebih meningkatkan peran dan fungsinya di masyarakat. Sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, alat negara penegak hukum serta sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.
Sebagai wujud apresiasi terhadap kesungguhan dalam membantu operasional pendirian Polres, Kapolda Sultra, Brigjen Pol Merdisyam, juga menyerahkan piagam penghargaan kepada Bupati Butur.
“Saya mengucapkan kepada bapak Bupati, Ketua DPRD, seluruh tokoh masyarakat dan seluruh masyarakat Buton Utara yang memberikan dukungan penuh,” ucapnya.
Bupati Butur, Abu Hasan, menyampaikan terima kasih kepada Kepolisian Republik Indonesia yang sudah mempercayakan daerahnya untuk hadirnya Polres. Menurutnya, kepercayaan itu merupakan hadiah yang sangat istimewa.
“Ini merupakan anugerah yang luar biasa bagi masyarakat dan pemerintah dalam rangka penegakan hukum dan pelayanan kepada masyarakat Buton Utara,” ungkap Abu Hasan.
Hadirnya Polres Butur, lanjutnya, merupakan jawaban konkrit dari Kepolisian RI dalam rangka meningkatkan sinergitas penyelenggaraaan pemerintahan di daerah. Sehingga, upaya pembenahan di berbagai aspek di daerahnya ke depan akan lebih maksimal lagi.
Ketua DPRD Butur, Diwan, menyambut baik terbentuknya Polres di daerah itu. Bahkan, ia mengungkapkan bahwa hadirnya institusi tersebut, memang sudah lama dinantikan.
“Sudah lama kami merindukan Polres akan tiba. Syukur Alhamdulillah sudah tiba. Kami dari pemerintah bersama-sama Polres, sama-sama memajukan pembangunan,” ungkap Diwan.
Polres Butur membawahi empat Polsek yang tersebar di enam kecamatan di Butur. Keempat Polsek itu yakni Polsek Kulisusu, Polsek Kulisusu Barat, Polsek Bonegunu dan Polsek Wakorumba Utara. (Adv)
Discussion about this post