SULTRA.KABARDAERAH.COM, Sekira 400 orang lebih masyarakat di pulau Wangiwangi, Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan demonstrasi di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Kamis, (29/9/2022).
Ratusan honorer itu terdiri dari petugas kebersihan, pemadam kebakaran, satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) dan sejumlah tenaga honorer lainnya. Sekaligus membawa serta sejumlah truk dan kendaraan tiga roda pengangkut sampah.
Selain itu, mereka juga membawa spanduk bertuliskan entah apa yang merasukimu pak dewan dan spanduk bertuliskan apabila DPRD tidak menyetujui perubahan anggaran pada tanggal 30 September 2022 maka mulai 1 Oktober 2022 mereka akan mogok kerja.
Mereka menuntut ke kantor Wungka Barakati agar DPRD segera menyepakati APBD Perubahan tahun 2022 karena gaji dan sumber kehidupan mereka terdapat di dalamnya.
Roziq salah seorang orator mengatakan, jika mereka datang ke Wungka Barakati untuk mengetuk pintu hati kecil Ketua DPRD Wakatobi.
“Bahwa ketika APBD Perubahan 2022 tidak ditetapkan, maka banyak rakyat yang menjadi korban, belum lagi para dokter PTT. Jangan karena kalah di Pilkada rakyat dikorbankan,” tegasnya.
Menurut Sahirun selaku salah seorang orator pada unjuk rasa itu, hingga hari ini belum ada kejelasan bahwa APBD Perubahan akan diketuk. Sementara kewajiban Pemerintah daerah (Pemda) sudah dipenuhi untuk ditetapkan oleh DPRD menjadi Perda.
“Kewajiban mereka ini sebagai rakyat telah mereka tunaikan dengan memberikan gaji yang tinggi kepada para anggota DPRD Wakatobi. Dari ujung kaki sampai ujung rambutnya dibiayai rakyat, kesehatannya dibiayai rakyat, bahkan tunjangannya pun dibiayai oleh rakyat. Lantas apa alasannya DPRD tak mau membahas kepentingan rakyat,” ungkap Sahirun dalam orasinya di pelataran kantor DPRD.
Sahirun melanjutkan, apabila DPRD Wakatobi tidak menyepakati atau tidak menetapkan APBD Perubahan, maka mereka akan membawa sampah-sampah busuk yang telah diangkut untuk dituang di rumah-rumah anggota DPRD Wakatobi.
Namun upaya mereka untuk bertemu para perwakilan rakyat tersebut tidak membuahkan hasil. Nyaris juga mereka mau melakukan aksi di masing-masing rumah anggota DPRD namun dihalangi petugas.
Sebab 25 anggota DPRD Kabupaten Wakatobi tersebut berada di luar daerah untuk melakukan konsultasi dan pembahasan APBD Perubahan di salah satu hotel di Kota Kendari.
Kendati tak berhasil menyampaikan aspirasi kepada perwakilan rakyat, mereka pun melakukan aksi doa sekaligus menyumpahi para anggota DPRD Wakatobi.
Di tempat terpisah di Kota Baubau, sejumlah mahasiswa menyatakan sikap mosi tidak percaya terhadap anggota DPRD Wakatobi dengan melakukan aksi demonstrasi teatrikal, menggunakan topeng foto sejumlah anggota DPRD Wakatobi. (CW1).
Discussion about this post