SULTRA.KABARDAERAH.COM – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Wakatobi, terus memantau dan melakukan pendataan harga kebutuhan pokok.
Sistem pendataan dilakukan per minggu. Data tersebut kemudian dikirim ke Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Harga bawang merah misalnya. Akhir Februari 2022 lalu, Disperindag Wakatobi memperoleh data dari Pasar Marina, Pasar Pagi, dan Pasar Sentral dengan harga bervariasi, mulai dari Rp22 ribu, Rp25 ribu, dan ada yang Rp27 ribu/liter. Untuk per kilogram (kg) ada pada kisaran Rp38 ribu/kg.
Sementara pada minggu kedua Maret 2022, harga bawang merah juga masih bervariasi, mulai dari Rp35 ribu sampai Rp40 ribu/kg.
“Jadi kalau ada harga di luar itu, saya kira klarifikasinya saat itu kepada siapa?. Tapi data kami cukup real untuk kami sampaikan ke publik terkait dengan harga bawang merah tersebut. Secara umum harga berada pada rata-rata wajar pergeseran harga,” ujar Kepala Disperindag Wakatobi, Safiuddin, Selasa (15/3/2022).
Safiuddin mejelaskan, harga kebutuhan pokok yang diintervensi Disperindag ada 11 jenis, yakni kebutuhan pokok hasil pertanian terdiri dari beras, kedelai, cabai, bawang merah.
Kemudian, kebutuhan pokok hasil industri yakni gula, minyak goreng, tepung terigu. Juga kebutuhan pokok hasil peternakan dan perikanan yakni daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, dan ikan segar.
Dari sisi pedagang yang berstatus distributor, baru satu jenis, yakni distributor terigu.
Safiuddin memastikan bahwa untuk terigu, skema harganya tetap mengacu ke harga Surabaya, karena di distributor, sampai hari ini pada kisaran Rp11-12 ribu/kg.
Kalau yang lainnya, lanjut dia, secara umum bergantung pada daerah-daerah lain, seperti Kendari, Surabaya dan Kota Baubau.
Untuk kondisi harga yang saat ini sedang hangat diperbincangkan adalah minyak goreng. Dijelaskan, minyak goreng kebanyakan bergantung ke Tol laut. Namun demikian, ia juga memastikan bahwa di tingkat distributor pun bakal sulit untuk mendapatkan pasokan.
“Kalaupun tetap bisa mendapat, tetap harga yang tinggi diatas rata-rata. Tidak mungkin di sini akan menjual dibawah harga eceran. Kita tahu harga Harga Eceran Tertinggi (HET) berdasarkan Permendag untuk minyak curah, itu di harga Rp11.500, kemudian yang premium ada yang harga Rp12.500 juga ada harga yang paling diatasnya itu Rp13.500 sampai Rp14 ribu,” rincinya.
Safiuddin menjelaskan, kebanyakan bawang merah yang ada di Wakatobi berasal dari Bima. Petani lokal juga ada yang menanam bawang, hanya saja, nanti pada masa panen baru memasok banyak stok bawang.
“Masa ini sehingga ketika petani kita panen, saya kira harga di bawah pun ada yang kita dapatkan. Tetapi ketika itu tidak ada, kita bergantung di Bima. Tetapi kami di Disperindag meyakinkan harga cukup stabil,” tandasnya. (cw1)
Discussion about this post