SULTRA.KABARDAERAH.COM, BUTON UTARA – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Buton Utara (Butur) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengusul pemeriksaan di perbatasan atau pintu masuk segera diperketat. Saran tersebut disampaikan, saat rapat bersama tim gugus tugas covid-19, di gedung DPRD setempat, Jumat (3/4/2020).
Salah satu anggota DPRD, Muh. Rukman Basri Zakariah, mengatakan upaya pencegahan tentunya tidak lepas dari bagaimana penanganan di setiap pintu masuk, seperti pelabuhan dan perbatasan darat. Agar berjalan maksimal, maka perlu dibarengi dengan peralatan yang memadai.
Legislator lainnya, Abdul Mustarif Saleh, punya pandangan serupa. Di mana, perbatasan memang perlu diperhatikan. Mulai dari pemeriksaan diperkuat, bahkan bila perlu disiapkan tempat mencuci tangan bagi setiap orang yang masuk ataupun sebaliknya.
Pendapat Abdul Mustarif, menyusul pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Butur, Muhammad Kasrul yang juga hadir dalam rapat tersebut.
Kasrul berkata, saat ini Butur sebetulnya belum masuk pada tahap perang dengan covid-19 yang sesungguhnya. Gugus tugas, kata dia, masih dalam tahapan pelacakan dan penyusunan strategi.
“Strategi kita bagaimana, apakah kita mau blokade ini wilayah atau tidak?. Kalau sudah perang yang sesungguhnya, saya kira penggunaan APD (alat pelindung diri) ini harus. Tidak boleh tidak,” ungkap Kasrul.
Kesempatan berikutnya, Wakil Ketua DPRD Butur, Ahmad Afif Darvin, menuturkan saat ini Butur memang perlu isolasi wilayah, seperti yang sudah diberlakukan di daerah lain. Hal ini penting dilakukan, mengingat sebagian logistik yang sudah dipesan seperti APD belum tiba di Butur.
Di lapangan nanti, kata Afif, kelengkapan alat termasuk insentif para petugas, tentu juga harus diperhatikan.
“Kalau yang sudah dipesan belum datang, lakukan dulu ini isolasi wilayah, seperti di kota kendari. Libatkan Sat Pol PP, Polisi, TNI, Kapus-kapus semua. Itu dulu yang bisa dilakukan, kasi keluar dulu anggaran yang setengah itu,” tuturnya.
“Seperti penjelasan Kadis Kesehatan tadi, bahwa ini belum seberapa. Kita tutup dulu perbatasan,” Afif menambahkan.
Usul pintu keluar masuk Butur diperhatikan juga datang dari anggota dewan lainnya, Nasri. Dia mengatakan, untuk menyetop masuknya virus di wilayah Butur, sudah pasti butuh kerja yang maksimal.
“Harapan saya, kita semua satukan langkah, bagaimana kita memerangi virus ini. Satu-satunya jalan, tidak ada pilihan lain, bagaimana semua di pintu masuk itu harus kita lakukan. Dan kita titip alat yang memadai, agar mengurangi kadar bahaya virus ini,” kata Nasri.
Begitu pula dengan Mazlin, legislator Butur lainnya. Dia mengatakan, semua pintu masuk mesti diantisipasi cepat. Pasalnya, apabila virus tersebut sudah masuk di wilayah Butur, maka penanganya nanti akan jauh lebih sulit.
“Tidak ada gunanya kita siapkan masker, tidak ada gunanya kita siapkan APD, kalau ini virus dia sudah masuk,” tandasnya.
Ketua DPRD Butur, Diwan, mengatakan rapat tersebut diinisiasi untuk mencari konsep, ide untuk menyatukan langkah mencegah masuknya virus corona.
Selepas rapat, dia meminta semua unsur yang tergabung dalam gugus tugas segera menyusun proposal kebutuhan biaya sesuai fungsinya masing-masing. Kemudian, ajukan ke tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) agar diclearkan secepatnya.
“Di jajaran kita semua ini, ada komitmen yang sangat dalam bahwa kita ini semua bahu membahu untuk menyelesaikan masalah ini. Intinya bahwa, DPRD siap membantu untuk hal penganggaran itu,” pungkasnya.
Pemkab Butur, sudah mengalokasikan kurang lebih Rp. 720 juta untuk menangani Covid-19. Dana tersebut, Rp. 400 juta diporsikan untuk belanja alat kesehatan diantaranya APD termasuk disinfektan. Sisanya, buat operasional di lapangan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Butur, Yurif Halir, menuturkan duit tersebut ditarik dari dana tak terduga (DTT). Tahun anggaran 2020, Pemda Butur menyiapkan DTT untuk antisipasi terjadi bencana sebesar 1,5 miliar.
Kerena DTT sudah dianggarkan, Butur belum melakukan pergeseran APBD untuk covid-19.
Pemesanan logistik terkait penanganan virus ini telah dilakukan. Hanya saja, barang yang sudah dipesan baru sebagian yang sudah dikirim pihak penyedia.
Masuknya logistik sedikit lambat dan tidak bersamaan, dikarenakan kondisi Indonesia saat ini sedang menghadapi wabah virus corona. Banyak daerah yang membutuhkan, sehingga terjadi kelangkaan alat dan bahan medis yang dibutuhkan.
Tim satgas covid-19 Butur, sejauh ini sudah bergerak melakukan beberapa pencegahan. Mulai dari penyemprotan disinfektan ke beberapa titik strategis hingga skrining terhadap warga yang pulang dari luar daerah.
(Irsan R).
Discussion about this post