SULTRA.KABARDAERAH.COM, BUTON UTARA – Kabupaten Buton Utara (Butur) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) disebut masih minim menggunakan aplikasi Profil Desa dan Kelurahan (Prodeskel).
Hal itu dikemukakan Kepala Bidang (Kabid) Pemdes Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Sultra, Syaifullah, selaku Tim Penilai Klasifikasi Lapangan Lomba Desa dan Kelurahan tingkat provinsi.
“Kalau profil desa tidak online, maka itu sangat sulit. Kenapa seperti itu?, rata-rata kan sekarang hanya bentuk fisik yang ditulis. Itu sekarang sudah tertinggal. Saya menilai itu, Kabupaten Butur masih tertinggal terkait Prodeskel,” ungkap Syaifullah, saat ditemui di lokasi penilaian lomba di Desa Malalanda, Butur, Rabu (13/7/2022).
Diketahui, Butur mengikutkan Desa Malalanda Kecamatan Kulisusu dan Kelurahan Bonegunu Kecamatan Bonegunu pada lomba tingkat provinsi tersebut.
Syaifullah mengungkapkan, sistem informasi atau aplikasi Prodeskel merupakan salah satu faktor terpenting dalam indikator penilaian lomba desa dan kelurahan. Sebab kata dia, saat ini semua admistrasi desa sudah berbasis online.
Sejauh ini baru tiga desa di Butur yang menggunakan aplikasi Prodeskel, yakni Desa Kasulatombi dan Lambale Kecamatan Kulisusu Barat serta Desa Pebaoa Kecamatan Kulisusu Utara, termasuk Kelurahan Bangkudu Kecamatan Kulisusu.
Ada beberapa aspek yang dinilai pada lomba desa dan kelurahan ini, meliputi tatanan pemerintahan, kewilayahan dan kemasyarakatan.
Tim penilai selanjutnya juga akan memberikan catatan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Butur, aspek mana yang perlu lebih ditingkatkan ke depan.
“Tujuannya kita adalah bagimana kita setara dengan desa-desa yang lain kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara maupun di tingkat nasional. Jadi bahan materi yang kasih ini bukan semata-mata lomba desa, tapi saya pingin kembangkan Buton Utara,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala DPMD Butur, Amaluddin Mokhram, mengatakan Pemkab Butur sangat antusias mengikuti lomba ini, agar pembinaan desa dan kelurahan di daerah setempat bisa lebih intens.
Bukan semata-mata untuk mendapat penilaian dari pemerintah provinsi, tapi ini tujuannya supaya desa dan kelurahan bisa mendapat pembinaan langsung dari provinsi.
Kata dia, Desa Malalanda tidak berhenti pada pembinaan yang menyangkut lomba desa, tapi akan berlanjut pada penilaian lomba Desa wisata yang rencananya akan digelar pada bulan Oktober 2022 nanti.
“Jadi kita ini pembinaan tidak berhenti. Berjalan terus,” pungkasnya.
Laporan: Ardian Saban
Editor: Irsan R
Discussion about this post