SULTRA.KABARDAERAH.COM –
Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan (AKKP) Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar sidang senat terbuka dalam rangka wisuda ahli pratama perikanan program Diploma I, di Aula Pesanggrahan Budaya, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Kamis, (25/8/2022).
Tercatat sebanyak 44 orang taruna dan taruni mengikuti wisuda tersebut, berasal dari jurusan Ekowisata Bahari dan Konservasi.
Dalam sidang senat terbuka itu, Bupati Wakatobi Haliana menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul Peluang dan Tantangan Visi “Wakatobi Menjadi Kabupaten Konservasi Maritim yang Sentosa” untuk Sumber Daya Manusia (SDM vokasi kelautan, perikanan dan pariwisata bahari.
Haliana menyebutkan, visi tersebut mengandung tiga pokok visi yaitu, Konservasi, Maritim dan Sentosa.
Konservasi mengandung makna pemanfaatan dan perlindungan sumberdaya alam secara bijaksana dan berkelanjutan.
Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Wakatobi, sesuai arah kebijakan dalam RPJMD 2021-2026 yang merupakan penjabaran dari visi-misi daerah telah menetapkan arah kebijakan dalam rangka mewujudkan visi-misi daerah, yaitu Wakatobi Adaptif tahun 2022, Wakatobi Inovatif tahun 2023, Wakatobi Generatif tahun 2024, Wakatobi Maju tahun 2025 dan Wakatobi Sentosa tahun 2026.
“Sasaran dari kelima arah kebijakan itu adalah bagaimana memperkuat daya saing daerah. Salah satunya melalui peningkatan kualitas SDM, melalui program unggulan Merdeka Belajar, khususnya penyediaan beasiswa untuk studi lanjut ke Perguruan Tinggi, Merdeka Sehat khususnya pengadaan dokter spesialis, dan One Island One School khususnya pengembangan wirausaha baru yang melibatkan generasi muda,” ujarnya
Kata Haliana, Pemda akan menfasilitasi percepatan transformasi ekonomi dari berfokus pada pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) yang disebut Ekonomi Linear (mengambil, memproses, memakai dan membuang, sehingga dihasilkan sampah) menjadi Ekonomi Sirkular (mengambil, memproses, memakai dan mengolah, dihasilkan tanpa sampah). Kemudian transformasi dari berfokus pada pendekatan “Jobs” (pekerjaan) menjadi pendekatan kewirausahaan (entrepreneurship).
Transformasi tersebut tentu membutuhkan SDM unggul, kreatif, inovatif dan berjiwa entrepreneurship.
“Saya kira hal ini akan membuka peluang bagi generasi milenial dan Generasi Z seperti adik-adik Taruna dan Taruni, tetapi tentu saja ada tantangannya yaitu bagaimana kualitas SDM generasi milenial dalam menguasai teknologi 4.0 yang dihadapi saat ini,” terangnya.
Lebih lanjut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (ASPEKSINDO) menjelaskan, diperkirakan mulai dari 2024-2045 pasar global akan dikontrol oleh generasi milenial atau generasi muda.
Oleh karena itu, perlu ada peningkatan kapasitas generasi milenial khususnya dibidang kreativitas, inovasi dan enterpreneurship. Dalam membangun Wakatobi baru dan kuat ke depan, dibutuhkan sumberdaya manusia yang unggul yaitu memiliki kreatifitas tinggi, inovasi tinggi dan jiwa entrepreneurship untuk menghasilkan SDM terbaharukan.
Mengantisipasi kondisi 2024-2045 tersebut, maka Pemda Wakatobi telah mengembangkan program unggulan One Island One School sebagai upaya meningkatkan kualitas manusia terbaharukan agar generasi muda Wakatobi dapat bersaing dalam mengontrol pasar global tersebut. SDM terbaharukan artinya SDM yang produktif, kreatif, inovatif yang kualitasnya meningkat dari generasi sebelumnya.
Menurutnya, program One Island One School merupakan peluang bagi Taruna dan Taruni AKKP Wakatobi dalam mengimplementasikan keterampilannya, akan tetapi tantangannya adalah mampukah keterampilan yang dimiliki dapat bersaing di era globalisasi yang serba cepat dan tidak menentu ini.
Dengan demikian, lanjut Haliana, kehadiran alumni AKKP Wakatobi dapat memperkuat perjuangan bersama, untuk berkontribusi dalam merespon tantangan kompleksitas yang dihadapi.
“Sebenarnya tantangan Wakatobi yang akan terjadi di masa depan, sudah ada di tengah-tengah kita saat ini, yaitu generasi milenial dan generasi Z. Merekalah yang akan mengambil estafet pembangunan Wakatobi di masa depan. Pertanyaannya adalah sejauh mana kita bersinergi mempersiapkan kapasitas mereka, agar harmonis dengan tantangan kompleksitas yang akan terjadi di masa depan,” pungkasnya. (cw1)
Discussion about this post