SULTRA.KABARDAERAH.COM – Bupati Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) Haliana, membawakan orasi ilmiah pada rapat senat terbuka luar biasa dalam rangka Wisuda ke-IV, Pasca Sarjana, Sarjana, Diploma dan Profesi Universitas Mandala Waluya (UMW) di Phinisi Ballroom Hotel Claro Kendari, Senin, (30/1/2023)
Pada kesempatan itu, Haliana menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul Entrepreneurship sebagai lokomotif penggerak masa depan UMW.
Ia mengatakan, dengan semakin meningkatnya perubahan akibat disruption yang terjadi sejak awal abad 21, menantang para pemimpin lintas institusi, sektor, sistem dan peradaban dengan tantangan baru yang lebih kompleks, sistemik dan strategik (new order magnitude), yang sulit dipahami dan dapat berdampak luas dan lebih berbahaya apabila tidak dapat diantisipasi dengan baik.
“Situasi yang kita hadapi saat ini, dapat dianalogikan ibarat kapal yang sedang berlayar di tengah badai, apakah kita bisa bertahan (survive) dan sampai ke pelabuhan, tergantung nakhoda dan awak kapalnya. Agar kapal bisa survive, maka diperlukan peningkatkan kapasitas pembelajaran secara terus menerus terutama bagi nakhoda, sehingga kapal tersebut bisa survive, bahkan bisa mengubah badai menjadi peluang,” ujarnya.
Dalam menghadapi disruption yang terjadi (saat ini dan di masa depan), kata Haliana, diperlukan kapasitas pembelajaran yang terus menerus. Apalagi, dalam menghadapi kompetisi yang lebih mendalam yaitu kompetisi hulu-hilir.
Tantangan kompetisi bukan lagi hanya di bagian hilir, misalnya ekonomi, tetapi sudah berubah dan merambah ke bagian hulu yaitu kompetisi sumberdaya manusia khususnya dalam science dan technology.
“Di sinilah pentingnya keterlibatan Perguruan tinggi seperti Universitas Mandala Waluya sebagai tempat kelahiran generasi muda (milenial) kreatif dan inovatif yang akan menghadapi tantang tersebut. Universitas Mandala Waluya harus bisa mengambil peran dalam kompetisi tersebut khususnya dalam bidang pangan dan energi yang akhir-akhir ini mengancam dunia, termasuk Indonesia,” harapnya.
Menurut Haliana, kapasitas pembelajaran yang dibutuhkan pada masa depan adalah bagaimana menumbuhkan semangat entrepreneurship.
Kuncinya adalah memampukan (enabling) generasi milenial dengan kapasitas baru yang relevan dengan tantangan yang akan muncul di masa depan.
“Karena merekalah yang akan mengambil alih kepemimpinan dimasa yang akan datang. Sehingga, peran yang dapat kita lakukan bukan lagi mempersiapkan (provider), akan tetapi memampukan (enabler) agar generasi milenial mampu menemukan cara-cara baru yang lebih kreatif, produktif, dan inovatif dengan semangat entrepreneurship,” katanya.
Dengan demikian, kata Bupati, pengembangan sistem pendidikan di UMW sedapat mungkin mempertimbangkan integrasi kompetensi entrepreneurship ke dalam kurikulum. Karena banyak perguruan tinggi di dunia sudah berhasil memampukan alumninya dengan kompetensi entrepreneurship, sehingga perguruan tinggi tersebut dapat berkontribusi banyak terhadap pengembangan ekonomi negaranya.
“Misalnya MIT Boston Amerika, adalah perguruan tinggi pertama di dunia yang mentransformasi dirinya dari Riset-Based University menjadi Entreprenership-Based University. Dampaknya adalah melalui alumni MIT dapat berkontribusi sebesar kurang lebih 2 triliun Dollar Amerika per tahun terhadap Product Domestic Bruto (PDB) ekonomi Amerika,” terangnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (ASPEKSINDO) itu menjelaskan, penerapan konsep entrepneurship dalam pembangunan suatu bangsa telah berhasil mendorong perbaikan ekonomi, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan ekologi, misalnya di Israil dengan 26 persen komposisi entrepreneurs dan Singapore dengan komposisi 6 persen entrepreneurs mampu berkontribusi lebih dari 50 persen terhadap PDB negara mereka.
Sedangkan posisi entrepreneurs di Indonesia baru mencapai 1,5 persen.
Sehingga masih terbuka lebar peluang bagi UMW untuk mencetak entrepreneurs baru.
“Saya kira alumni UMW bisa menjadi entrepreneurs bilamana kapasitas entrepreneurship dapat difasilitasi oleh pihak perguruan tinggi melalui peran enabler, sehingga tercipta alumni UMW yang unggul dan berdaya saing tinggi,” jelasnya.
Untuk mewujudkan SDM unggul dan berdaya saing tinggi tersebut, lanjut Haliana, maka sistem pendidikan di UMW sejatinya berbasis inovasi, kreatifitas dan mendorong semangat entrepreneurship.
Untuk itu, dibutuhkan komitmen seluruh civitas akademika UMW, sehingga akhirnya UMW kita harapkan mampu menang dalam kompetisi dan membawa UMW sebagai agen perubahan untuk kebaikan Sultra yang diridhoi Allah SWT.
Haliana menyampaikan, Kabupaten Wakatobi mengembangkan Entrepreneurship melalui strategi program unggulan yang disebut One Island One School (ONIONS). Sebuah platform kreasi, fasilitasi, dan kolaborasi pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan penciptaan wirausaha baru, melalui pembangunan ekosistem entrepreneurship yang merupakan kunci penting dalam membangkitkan ekonomi masyarakat Wakatobi, di tengah tantangan disrupsi digital, perubahan iklim dan pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, Haliana menerangkan,
entrepreneurship dikembangkan melalui berbagai upaya, antara lain melalui pelatihan dan pendidikan pendampingan; kolaborasi dan fasilitasi akses permodalan serta akses pemasaran melalui penyelenggaraan ekspo, pameran, dan lain-lain.
ONIONS berupaya melakukan penguatan kewirausahaan terhadap pelaku UMKM agar mereka bisa naik kelas (on board) dan membangun wirausaha baru yang kreatif, inovatif, dan produktif, guna mengoptimalkan peran ONIONS dalam menumbuhkan semangat entrepneurship dan fasilitasi pengembangan inovasi kepada generasi milenial.
Maka pemerintah daerah telah mendirikan Lab Inovasi yang disebut Lab Inovasi Wakatobi Sentosa (Liwonto), yang merupakan wadah pembelajaran tentang bagaimana merasakan dan mengaktualisasikan solusi kreatif terhadap tantangan yang akan muncul di masa depan.
“Lab inovasi disebut juga hubs, incubators, atau accelerators atau tempat berkumpulnya para creator, innovator dan entrepreneurs untuk mengupdates dan mengupgrade ide kreatif dan inovatif untuk mengantisipasi tantangan masa depan yang dihadapi Wakatobi,” pungkasnya. (cw1)
Discussion about this post