SULTRA.KABARDAERAH.COM – Bupati Wakatobi, Haliana diundang Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk menyaksikan secara langsung penandatanganan kontrak kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) zona I danau Kapota, Lapangan Merdeka, Sombu Dive dan Puncak Toliamba yang pekerjaannya akan berakhir pada bulan Oktober 2023, relatif satu tahun pekerjaan.
Haliana mengatakan, anggarannya sekitar Rp101 miliar, nilai kontrak sekira Rp88 miliar lebih belum ditambah dengan perencanaan dan sebagainya. Seperti yang disampaikan oleh kepala BPPW dan Dirjen Cipta Karya bahwa targetnya di 2023 itu realisasi serapan anggarannya kurang lebih Rp15 miliar. Sehingga tentu sudah akan mulai kelihatan pekerjannya.
Menurutnya saat ini sudah mulai ada kegiatan-kegiatan di lapangan dari pihak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nindya Karya. Ia berharap bahwa tidak ada kendala untuk pelaksanaan pembangunannya sehingga dapat selesai tepat waktu.
“Semua untuk spot-spot wisata, terkait desain ini tentu terkait dengan penggunaannya menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan dari pengelola. Seperti Sombu Dive di situ akan menjadi spot wisata. Di satu sisi juga mungkin di situ ada ruang-ruang untuk pelaku-pelaku usaha di bidang pariwisata seperti diving dan sebagainya,” ujarnya di Wangiwangi, Jumat, (25/11/2022).
Haliana menyebutkan, di Lapangan Merdeka Wangiwangi akan menjadi alun-alun, yang kemungkinan tetap berfungsi sebagai sarana olahraga. Namun sudah dengan fasilitas yang bagus. Termasuk anjungan yang bisa dimanfaatkan untuk tempat nongkrong dan sebagainya.
Di Danau Kapota juga untuk tempat wisata, lanjut dia, begitu juga puncak Toliamba untuk kuliner dan pagelaran-pagelaran.
“Suka dukanya saya pikir ini menjadi pengalaman baru untuk Wakatobi. Karena sumber anggarannya ini bukan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) namun bermitra dengan World Bank (Bank Dunia),” ucapnya.
Lebih lanjut politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu menjelaskan, standar World Bank itu luar biasa. Contoh seperti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) itu harus tuntas. Readiness criteria (RC) itu harus selesai baru kemudian World Bank bisa menetapkan waktu untuk tender.
“Kita tahu kenapa bisa lama sekali karena ada perlakuan-perlakuan yang berbeda, seperti Danau Kapota itu harus AMDAL. Karena di situ adalah danau jadi harus AMDAL, walaupun luasannya tidak sampai lima hektar. Biasanya kalau tanpa danau kan mungkin hanya upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL/UPL),” jelasnya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (ASPEKSINDO) itu mengungkapkan, yang luar biasa sekaligus menjadi tantangan karena kalau AMDAL bukan hanya urusan Wakatobi tetapi kemudian sampai ke Provinsi.
“Sehingga kita juga mengucapkan terima kasih atas dukungan teman-teman di dinas lingkungan hidup (DLH) Provinsi, yang bisa memberikan prioritas untuk bisa mempercepat penyelesaian AMDAL untuk Danau Kapota. Sehingga bisa dilaksanakan pemenuhan kriteria itu lebih cepat,” ungkapnya.
Ia menerangkan, saat ini AMDAL bukan hanya persoalan lingkungan tetapi termasuk sosial ekonomi, andalalin terkait dengan lalu lintas dan sebagainya, sehingga sangat berbeda dengan dulu.
“Sekarang kajian soal sosial ekonominya dan kajian tentang lalu lintasnya juga harus dilakukan. Untuk menyelesaikan itu bukan pekerjaan yang mudah, sehingga juga rekan-rekan di daerah kita genjot, diberikan semangat untuk jangan capek dan jangan ragu, begitu juga di Provinsi dan pusat khususnya di Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia (RI). Agar bisa berkolaborasi bersama untuk bisa mempercepat menggenjot,” paparnya.
Haliana juga menyampaikan, tentu itu adalah pekerjaan yang luar biasa, terutama agar bisa mempercepat meyakinkan pihak donor atau World Bank untuk mempercepat realiasi.
“Alhamdulillah Ini juga akan menjadi kunci kalau misalkan ini bisa lebih sukses dan lebih bagus supaya dapat memudahkan tahap-tahap dua, tiga, empat dan sebagainya. Setelah itu baru bisa kita bergeser ke Kaledupa, Tomia dan Binongko,” harapnya. (cw1)
Discussion about this post