SULTRA.KABARDAERAH.COM – Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) melakukan panen ketiga atau panen total udang Vaname di pelabuhan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) atau Sentra Bisnis Perikanan Terpadu (SBPT), Desa Numana, Kecamatan Wangiwangi Selatan (Wangsel), Senin (7/3/2022).
Udang tersebut adalah hasil uji coba program budidaya yang diluncurkan dengan sistim Bioflok pada Senin malam, (6/12/2021) di tengah cuaca ekstrim saat itu.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Wakatobi, Mulyanto, menyebutkan panen total atau panen ketiga dilakukan pada umur udang sudah tepat tiga bulan atau 90 hari.
Mulyanto merincikan, panen parsial pertama dan kedua telah menghasilkan 350 kilogram (kg) udang Vaname. Sementara panen total estimasi yang ada di kolam berkisar 300 kg.
“Pertumbuhan udang Vaname di Wakatobi terhitung cepat. Jika dibandingkan dengan panen parsial pertama dan kedua dengan selisih waktu dua minggu. Ukuran (size) udang di angka 100 hingga 70 ekor per kilogram, sementara panen total di size 30 sampai 40 ekor per kilogramnya,” katanya.
Bupati Wakatobi Haliana mengungkapkan, budidaya udang vaname di daerahnya bisa lebih cepat dengan waktu tiga bulan untuk mendapat ukuran seperti yang dipanen total saat ini.
“Saya sangat meyakini bahwa kalau sudah berhasil di sini, maka berpotensi besar untuk berhasil di pulau Kaledupa, Tomia dan Binongko,” ujarnya.
Menurutnya, bila saja budidaya ini berhasil, maka tentu akan meningkatan kesejahteraan masyarakat dengan lapangan kerja yang cukup besar. Selain itu, juga akan meningkatkan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“PAD kita setiap tahun hanya Rp27 jutaan selama ini dari sektor perikanan. Nah udang Vaname ini menjadi harapan baru, sekaligus upaya Pemda untuk mewujudkan kemandirian kita dan mewujudkan PAD yang besar dari sektor perikanan,” jelasnya.
Budidaya Udang Vaname tersebut, kata dia, tidak membutuhkan lahan yang subur, asalkan airnya bersih dan listrik mumpuni untuk menggerakkan peralatan. Hal yang tidak kalah pentingnya, juga adalah kesiapan untuk merawat hingga berhasil.
Haliana mengatakan, rencananya tahun ini akan dikembangkan kolam minimal dua hektar, dengan perkiraan, satu hektar tambak Bioflok dapat menghasilkan 25 ton.
“Kita berharap, tahun ini dikembangkan minimal dua hektar, paling tidak di akhir tahun bisa memanen sampai 50 ton. Di tahun 2023 juga kita berharap bahwa ini akan kita kembangkan secara besar-besaran. Saya menyampaikan kepada Kadis DKP agar membangun komunikasi yang baik dengan pihak Kementerian seperti yang telah disampaikan untuk segera membuat green design pengembangan usang Vaname di Wakatobi,” pungkas Sekretaris Jenderal ASPEKSINDO itu. (cw1)
Discussion about this post